Ini ironi yang pahit—tangan yang semestinya menjaga justru beralih menjadi tangan yang mengambil.
Pentingnya Pengawasan Internal yang KetatÂ
Dalam konteks ini, pengawasan internal yang efektif sangatlah penting.Â
Bayangkan, jika saja pengawasan internal di Komdigi lebih ketat, kasus ini mungkin tidak akan terjadi.Â
Menurut Stranas PK, pengawasan internal yang ketat dan independen dari Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) adalah kunci dalam mencegah penyimpangan seperti ini.Â
APIP diharapkan bisa mendeteksi sejak dini praktik-praktik yang menyimpang dari etika, seperti yang dilakukan para pegawai di Komdigi ini.Â
Namun, kenyataannya, tanpa penguatan yang serius, APIP juga punya keterbatasan.
Pengawasan internal bukan sekadar formalitas atau aturan tertulis yang kaku.Â
Pengawasan yang lemah membuka jalan bagi penyimpangan, bahkan memberi sinyal bahwa pelanggaran mungkin dianggap hal kecil.Â
Ketika masyarakat menyaksikan lemahnya pengawasan di tubuh pemerintah, harapan untuk mencegah korupsi dan penyimpangan lainnya kian memudar.Â
Jika pemerintah sungguh ingin menjaga integritas lembaga, mereka perlu memperkokoh peran pengawasan internal agar kepercayaan publik tidak terus terkikis.
Implikasi Moral dan Etika Pegawai Publik
Tidak kalah penting, skandal ini membawa pertanyaan serius tentang moralitas dan etika pegawai publik kita.Â