Di tengah ketatnya persaingan politik, pemilu AS kali ini menjadi cermin bagi negara-negara lain dalam menjaga kohesi di tengah perbedaan.Â
Dengan tingkat polarisasi yang tinggi, kekhawatiran akan stabilitas pasca-pemilihan semakin nyata.Â
Menurut Media Indonesia, narasi persatuan sangat penting dalam menjaga stabilitas sosial, terutama di tengah situasi yang rawan konflik seperti ini.
Indonesia pun pernah mengalami momen-momen tegang akibat pemilu yang memicu perpecahan sosial.Â
Namun, sebagai bangsa yang besar, kita telah membuktikan bahwa kita mampu melalui masa-masa sulit tersebut dengan damai.Â
Pengalaman ini menunjukkan bahwa demokrasi yang sehat tidak berarti tanpa perbedaan, tetapi perbedaan tersebut harus dikelola dengan bijak agar tidak menimbulkan perpecahan.
Kesimpulan
Pilpres AS 2024 memberi kita pelajaran berharga: demokrasi bukan sekadar perebutan kekuasaan, melainkan soal memastikan setiap suara didengar, setiap kelompok merasa diwakili.Â
Di tengah ketegangan ideologi, pluralisme menjadi kunci menjaga keutuhan bangsa.Â
Namun, mampukah kita, dalam pesta demokrasi kita sendiri di masa depan, menyeimbangkan kepentingan tanpa harus terpecah belah?
***
Referensi:
- Media Indonesia. (2022, 20 November). Pilpres 2024 dan Narasi Persatuan.
- Pew Research Center. (2024, 26 Agustus). The Political Values of Harris and Trump Supporters.
- Sujito, A. (2022). Pancasila dan Politik Emansipasi: Problematisasi Politik Identitas Menuju Pemilu 2024. Jurnal Pancasila, 3(2), 13-32.
- Newsweek. (2024, 1 Oktober). Comparing Harris and Trump's Policies on 7 Key Issues.