Mahasiswa sering terlihat makan bersama di kelas setelah jam kuliah selesai atau berkumpul di kantin saat jam makan siang, terutama pada hari-hari dengan jadwal kuliah yang padat.Â
Kebiasaan ini biasanya terjadi sekitar jam 12 siang hingga jam 1 siang, di mana mahasiswa menggunakan waktu istirahat untuk makan bersama sambil berbagi cerita tentang kegiatan mereka.Â
Membawa bekal dari rumah menjadi hal umum, baik untuk dinikmati bersama di kantin atau ruang kelas.Â
Bagi banyak mahasiswa Indonesia, membawa bekal bukan lagi sekadar nostalgia masa kecil, tetapi strategi bertahan di tengah kondisi ekonomi yang sulit.Â
Lebih dari sekadar mengisi perut, ini adalah bentuk adaptasi dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Berhemat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Berdasarkan data dari Save the Student, banyak mahasiswa membawa bekal sebagai bentuk penghematan signifikan.Â
Rata-rata mahasiswa dapat menghemat hingga setengah pengeluaran dibanding makan di kantin atau restoran.Â
Penghematan ini bisa menjadi perbedaan antara mampu bertahan hingga akhir bulan atau tidak, terutama bagi mahasiswa yang mengalami tekanan finansial.
Jika kita membandingkan dengan biaya meal plan di beberapa universitas di luar negeri, seperti di University of California yang mencapai lebih dari $ 5.700 per tahun (SABEW, 2023), langkah membawa bekal jelas lebih ekonomis.Â
Data dari College Board juga menunjukkan bahwa rata-rata biaya meal plan di universitas Amerika berkisar antara $4.500 hingga $6.000 per tahun.Â
Di Indonesia, biaya makan di kantin kampus rata-rata dapat mencapai Rp 20.000 hingga Rp 30.000 per hari, yang jika diakumulasi bisa mencapai sekitar Rp 6.000.000 per tahun, jauh lebih mahal dibandingkan menyiapkan bekal sendiri.Â