Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Tips Digital Marketing dan AI.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rebutan Minyak Goreng Tumpah di Makassar dan Kesenjangan Sosial

24 Oktober 2024   15:04 Diperbarui: 24 Oktober 2024   15:28 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses evakuasi truk kontainer (Dokpri)

Pagi ini, 24 Oktober 2024, truk kontainer yang membawa 20 ton minyak goreng terguling di depan kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) akibat mencoba menghindari kendaraan lain yang tiba-tiba berhenti mendadak. Seperti air yang menyebar dari pecahan kendi, kabar ini menyebar cepat. Tidak lama kemudian, jalanan dipenuhi ibu-ibu dengan jerigen, galon, dan ember. 

Mereka berebut minyak yang tumpah di aspal, meski polisi sudah berusaha menghentikan aksi tersebut. Pemandangan ini bukan sekadar insiden kecelakaan, melainkan sebuah cerminan dari realitas sosial ekonomi.

Kesenjangan Sosial dan Keberanian Warga di Situasi Darurat

Kejadian di Makassar ini membuka mata kita tentang bagaimana kesenjangan sosial menjadi pemicu utama tindakan penjarahan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Makassar masih menjadi masalah serius. 

Pada Maret 2024, terdapat sekitar 7.836 keluarga yang hidup dalam kemiskinan ekstrem. 

Angka ini menyoroti realitas kehidupan warga yang harus bertahan di tengah keterbatasan. 

Ketika kesempatan seperti ini datang — meski dalam bentuk minyak tumpah dari kecelakaan — mereka melihatnya sebagai peluang untuk memenuhi kebutuhan. 

Selain itu, mereka juga berharap bisa mendapatkan sedikit penghasilan tambahan dari minyak tersebut.

Warga berebut minyak goreng yang tumpah dari truk kontainer terbalik di depan kampus UNM (IDN Times/Darsil Yahya)
Warga berebut minyak goreng yang tumpah dari truk kontainer terbalik di depan kampus UNM (IDN Times/Darsil Yahya)
Beberapa warga, mengutip IDN Times, mengatakan bahwa minyak tersebut akan digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti menggoreng makanan yang nantinya akan dijual kembali. 

Saya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka. 

Bagi warga dengan kondisi ekonomi yang begitu sulit, minyak goreng adalah harta yang tak ternilai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun