Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masa Depan Kurikulum Merdeka di Tengah Pemecahan Kementerian

23 Oktober 2024   18:59 Diperbarui: 23 Oktober 2024   19:08 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemecahan Kemendikbudristek menjadi isu hangat, menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana nasib Kurikulum Merdeka, inisiatif yang dianggap banyak pihak sebagai angin segar bagi pendidikan kita? Kurikulum ini memberikan fleksibilitas bagi sekolah dan guru dalam menyusun materi sesuai kebutuhan siswa. 

Namun, dengan pemecahan Kemendikbudristek menjadi tiga kementerian, muncul kekhawatiran apakah kurikulum ini dapat dilanjutkan atau justru terancam terbengkalai di tengah perubahan.

Alasan di Balik Pemecahan Kemendikbudristek

Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat lebih dulu alasan di balik pemecahan kementerian tersebut. 

Menurut Lampost.co dan Antara News, pemecahan ini didorong oleh keinginan untuk mengoptimalkan fokus dan kinerja di setiap sektor penting. 

Sektor-sektor seperti pendidikan dasar-menengah, kebudayaan, serta pendidikan tinggi dan riset kini mendapatkan perhatian khusus dari kementerian masing-masing. 

Langkah ini diharapkan dapat memberikan ruang yang lebih luas untuk berkembang, khususnya dalam hal riset dan teknologi yang menjadi tumpuan masa depan bangsa.

Namun, pemisahan ini juga menimbulkan pro dan kontra. 

Pro-nya, tentu, lebih banyak perhatian dan sumber daya akan difokuskan pada sektor-sektor yang sebelumnya 'berbagi panggung' di bawah satu kementerian besar. 

Tapi, bukankah ada risiko bahwa birokrasi baru ini akan memperlambat koordinasi antar-kementerian? 

Bisa jadi, dengan lebih banyak kementerian yang harus bekerja sama, potensi hambatan administratif justru bertambah.

Kurikulum Merdeka: Terus atau Berhenti?

Kembali ke Kurikulum Merdeka. Sejak diterapkan, kurikulum ini dinilai cukup berhasil memberikan dampak positif, terutama dalam hal fleksibilitas bagi guru dan sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun