Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Langkah Berani Prabowo Mengajak Selebriti, Strategi atau Risiko?

17 Oktober 2024   15:55 Diperbarui: 17 Oktober 2024   22:16 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kepemimpinan politik (DallE)

Keterlibatan selebritas dalam pemerintahan Indonesia memang masih jadi hal yang jarang. 

Namun, kali ini, Prabowo Subianto, presiden terpilih, mengambil langkah berani dengan mengajak beberapa pesohor seperti Raffi Ahmad, Taufik Hidayat, Giring Ganesha, dan Yovie Widianto untuk masuk ke kabinetnya. 

Pertanyaannya, apa yang sebenarnya bisa mereka bawa ke dalam pemerintahan? Dan bagaimana publik harus memahami langkah ini?

Siapa Saja Pesohor yang Terlibat dan Apa Perannya?

Jika melihat para pesohor yang diundang, kita bisa memahami bahwa mereka dipilih karena kemampuan mereka di bidang ekonomi kreatif, olahraga, dan budaya. 

Misalnya, Raffi Ahmad adalah salah satu tokoh dengan pengaruh besar di kalangan anak muda. 

Pengalamannya di industri hiburan bisa membantu menjangkau generasi muda, yang seringkali kurang terhubung dengan kebijakan pemerintah. 

Yovie Widianto, seorang musisi yang telah berkiprah selama hampir 40 tahun, bisa memberikan perspektif baru tentang bagaimana mengembangkan industri kreatif di Indonesia. 

Dan tentu saja, ada Taufik Hidayat yang diharapkan bisa membantu di bidang olahraga.

Namun, pertanyaan yang muncul adalah, apakah popularitas dan pengalaman mereka di luar politik cukup untuk membantu mereka menjalankan tugas-tugas birokrasi yang kerap kali jauh lebih rumit daripada dunia hiburan? 

Selebritas memang sering dianggap sebagai ikon, tetapi apakah mereka juga mampu memimpin sektor-sektor pemerintahan dengan efektif?

Pengalaman yang Bisa Menjadi Modal

Keterlibatan pesohor seperti ini sebenarnya bukan hal yang benar-benar baru. 

Di negara lain, seperti Amerika Serikat dan Italia, ada juga tokoh-tokoh dari dunia hiburan yang terjun ke politik dan bahkan menjadi pemimpin negara. 

Dengan popularitas dan pengalaman di dunia kreatif, pesohor ini diharapkan bisa membawa inovasi dalam menjalankan tugas di pemerintahan.

Raffi Ahmad, misalnya, dengan pengaruh besar di media sosial, bisa membantu menjangkau lebih banyak masyarakat muda dan memberikan platform komunikasi yang lebih efektif. 

Sedangkan Yovie Widianto, dengan jaringan internasionalnya di industri musik, bisa berkontribusi dalam mengembangkan kebijakan ekonomi kreatif yang lebih kuat.

Tantangan Birokrasi

Namun, seperti yang disebutkan dalam berbagai literatur, tantangan birokrasi Indonesia tidaklah sederhana. 

Birokrasi di Indonesia sering kali dikenal lambat dan penuh aturan. 

Para pesohor ini mungkin memiliki ide-ide brilian, tetapi bagaimana cara mereka menavigasi proses birokrasi yang sering kali rumit? 

Ini bukan hal yang mudah bagi siapa pun, apalagi bagi mereka yang baru terjun ke dunia pemerintahan.

Di sisi lain, publik Indonesia juga masih skeptis terhadap langkah ini. 

Banyak yang meragukan kemampuan pesohor untuk beradaptasi dengan dunia birokrasi yang sangat berbeda dari dunia hiburan. 

Mereka perlu membuktikan bahwa mereka bisa menjadi lebih dari sekadar "hiasan" kabinet.

Apa Manfaatnya Bagi Pemerintahan Prabowo?

Meski begitu, ada alasan mengapa Prabowo memilih langkah ini. 

Dia ingin membawa perspektif baru dan cara berpikir kreatif yang segar ke dalam pemerintahannya. 

Ekonomi kreatif adalah salah satu sektor yang berkembang pesat di Indonesia, dan pesohor yang berpengalaman di industri ini bisa menjadi kunci untuk mendorong inovasi di sektor tersebut. 

Dalam konteks ini, keterlibatan mereka bisa membantu mempercepat implementasi program-program Prabowo yang fokus pada pemberdayaan ekonomi kreatif.

Refleksi dan Harapan

Keterlibatan pesohor dalam kabinet Prabowo adalah langkah yang bisa dipandang sebagai inovatif atau justru terlalu berisiko. 

Di satu sisi, ini membawa angin segar ke dunia pemerintahan yang sering dianggap kaku, dengan ide-ide kreatif yang mungkin mengubah cara kerja birokrasi. 

Di sisi lain, tantangan besar menanti: bisakah mereka benar-benar beradaptasi dan memengaruhi perubahan dalam sistem yang dikenal lamban? 

Pesohor ini, dengan segala popularitas dan pengaruhnya, menghadapi ujian besar untuk membuktikan bahwa mereka lebih dari sekadar simbol politik.

Pertanyaan pentingnya adalah: Apakah ini hanya strategi jangka pendek, atau akankah keterlibatan mereka memberi perubahan nyata bagi Indonesia?

Referensi:

  • Channel News Asia. (2024, June 3). Commentary: Indonesia's Prabowo is setting out an agenda for government, but his financial inheritance will be far from rosy.
  • Wikipedia. (2024, October 10). Prabowo Cabinet.
  • VOI.id. (2024, November 18). Eight Asta Cita Missions Prabowo - Gibran Couples Side to Rich People.
  • The Star. (2024, October 15). Prabowo's cabinet expansion plan raises budget concerns but move will not face hurdles, say analysts.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun