Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Makassar

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Long Weekend 2025, Peluang Emas untuk Pariwisata dan UMKM

16 Oktober 2024   17:02 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:06 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi long weekend, libur nasional, cuti bersama.(Shutterstock/Artem Postoev) 

Menurut salah satu artikel Kompas hari ini, kita punya sepuluh kali kesempatan long weekend di tahun 2025. Enak sekali, bukan? 

Bukan cuma buat kita yang bisa liburan lebih panjang, tapi juga buat ekonomi negara, terutama di sektor pariwisata. Pemerintah sudah menetapkan 10 long weekend yang tersebar di sepanjang tahun. 

Libur panjang ini tidak hanya waktu yang pas untuk beristirahat, tetapi juga membawa dampak besar pada sektor wisata, perhotelan, transportasi, dan tentunya UMKM di seluruh Indonesia.

Long Weekend: Bukan Sekadar Liburan

Setiap kali ada long weekend, tempat-tempat wisata pasti penuh sesak oleh wisatawan. 

Wisata domestik, terutama, selalu mengalami lonjakan kunjungan. 

Ini artinya, semakin banyak orang yang pergi berlibur, menginap di hotel, makan di restoran, dan membeli oleh-oleh. 

Menurut beberapa referensi terlampir, kunjungan wisatawan domestik selalu naik signifikan setiap kali ada long weekend. 

Bayangkan, banyaknya uang yang berputar hanya dari orang-orang yang ingin bersantai sejenak.

Tidak bisa dipungkiri, pariwisata adalah mesin penggerak ekonomi. 

Ketika orang-orang bepergian, mereka butuh tempat menginap, transportasi, dan makanan. 

Dari sini, industri pariwisata mulai bergerak, diikuti oleh sektor-sektor lainnya seperti restoran dan perhotelan. 

Selain itu, long weekend juga memberi kesempatan bagi daerah-daerah wisata yang mungkin tidak terlalu populer di luar waktu libur panjang untuk mendapat sorotan.

Dampak Besar Bagi UMKM

Di balik segala hiruk-pikuk pariwisata, ada satu sektor yang paling banyak mendapat keuntungan: UMKM. 

Setiap kali ada long weekend, pelaku usaha kecil dan menengah di daerah wisata ikut kebanjiran rejeki. 

Event-event lokal yang diadakan selama liburan panjang menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan. 

Menurut salah satu artikel dari referensi, pendapatan UMKM cenderung meningkat selama long weekend, terutama di daerah wisata populer.

UMKM ini adalah jantung ekonomi lokal. Mereka adalah warung makan kecil, penjual oleh-oleh, atau penyedia jasa tur. 

Jika ada lebih banyak wisatawan, otomatis mereka juga akan mendapatkan lebih banyak pelanggan. 

Dengan adanya 10 long weekend di tahun 2025, kita bisa berharap para pelaku UMKM ini akan semakin sejahtera.

Dukungan Kebijakan dari Pemerintah

Tentu saja, sektor pariwisata tidak bisa berkembang sendiri tanpa dukungan dari pemerintah. 

Selama pandemi COVID-19, pemerintah memperkenalkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan di tempat wisata. 

Ini dilakukan untuk menjaga sektor pariwisata tetap berputar di tengah tantangan besar pandemi.

Setelah pandemi mereda, pemerintah beralih ke strategi lain, seperti mempromosikan wisata lokal melalui kampanye Wonderful Indonesia. 

Ini adalah bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata kita dan menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara. 

Pemerintah juga mendorong pembangunan infrastruktur di daerah wisata, sehingga pengalaman berlibur menjadi lebih nyaman bagi wisatawan.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun long weekend membawa harapan bagi sektor pariwisata, ada tantangan besar yang perlu dihadapi, terutama dengan adanya pergantian pemerintahan di 2024. 

Menteri pariwisata baru mungkin akan memperkenalkan kebijakan yang berbeda. 

Pergantian ini bisa menjadi momen krusial bagi keberlanjutan strategi promosi wisata. 

Selama ini, promosi wisata di beberapa daerah belum maksimal, membuat destinasi tertentu kehilangan daya saing. 

Selain itu, penegakan protokol kesehatan yang lemah bisa menghambat minat wisatawan, terutama di tengah kesadaran yang terus meningkat akan pentingnya keamanan perjalanan.

Harapan untuk pertumbuhan ekonomi lokal jelas ada. Dengan 10 long weekend di 2025, sektor pariwisata dan UMKM dapat menjadi pendorong ekonomi signifikan jika kebijakan mendukung pengembangan infrastruktur dan promosi yang tepat. 

Namun, semuanya tergantung pada arah kebijakan pemerintah mendatang—apakah fokus akan tetap pada wisata domestik atau ada perubahan strategi?

Apakah kebijakan baru nanti akan cukup kuat untuk mendukung pertumbuhan pariwisata dan mendorong UMKM, atau justru akan memperlemah inisiatif yang sudah berjalan? 

Dan yang lebih penting, siapkah kita menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada di depan mata?

Referensi:

  • Elistia, E. (2020). Perkembangan dan Dampak Pariwisata di Indonesia Masa Pandemi Covid-19. Prosiding Konferensi Nasional Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (KNEMA). Universitas Muhammadiyah Jakarta.
  • Chiu, L., & Yeh, L. (2017). Pariwisata dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Journal of Tourism & Hospitality Reviews.
  • EGSA UGM. (2021). Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi: Kebijakan PPKM dan Dampak Ekonomi. Environmental Geography Student Association.
  • Tanty. (2023). Potensi dan Resesi: Potret Pariwisata Indonesia Pasca Pandemi. Universitas Airlangga Official Website.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun