Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sound Horeg dan Bahaya Tersembunyi bagi Ekosistem Laut

14 Oktober 2024   18:33 Diperbarui: 14 Oktober 2024   18:38 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya melindungi ekosistem laut, kita bisa mendorong adanya regulasi yang lebih ketat. 

Ini bukan hanya soal melarang sound horeg, tetapi juga menyusun kebijakan untuk mengurangi polusi suara dari kapal dan aktivitas manusia lainnya. 

Bayangkan jika kita bisa menjaga laut kita tetap tenang dan aman bagi kehidupan di dalamnya. 

Bukankah itu investasi untuk masa depan?

Refleksi untuk Kita Semua

Laut bukan sekadar ruang hiburan bagi manusia—ini adalah rumah bagi makhluk hidup yang bergantung pada ketenangan untuk bertahan. 

Polusi suara dari sound horeg mungkin tampak sepele, namun dampaknya bagi biota laut tidaklah kecil. 

Kebisingan merusak komunikasi, mengganggu perilaku, dan bahkan membuat makhluk laut terdampar. 

Di tengah tren yang semakin menambah kebisingan di laut, pertanyaannya adalah: akankah kita terus mengorbankan ekosistem untuk hiburan sesaat, atau justru memilih untuk menjaga warisan laut bagi generasi mendatang?

Referensi:

  • Earth.Org. (2023). The impacts of noise pollution on marine species.
  • National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). (2023). Marine mammals: Underwater noise.
  • Convention on the Conservation of Migratory Species of Wild Animals (CMS). (2023). New UN report on reducing major impacts of noise pollution on marine wildlife.
  • NOAA Fisheries. (2023). Ocean noise.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun