- Royalti penerbitan dibayarkan kepada penulis lagu atau pemilik komposisi, yaitu mereka yang menulis lirik dan melodi.
Namun, pembayaran ini tidak dihitung per putaran lagu atau per-stream, melainkan berdasarkan total pendapatan yang diperoleh platform dari pengguna, baik yang berlangganan atau yang melihat iklan.Â
Pembayaran royalti ini kemudian dibagi berdasarkan seberapa banyak lagu pencipta tersebut diputar dari keseluruhan musik yang ada di platform.
Masalahnya, pembayaran royalti dari platform seperti Spotify sangat kecil, berkisar antara $0,003 hingga $0,004 per putaran.Â
Artinya, jika lagu tidak diputar ribuan kali, royalti yang diterima pencipta seperti Carli akan sangat sedikit, atau bahkan tidak ada sama sekali.
Tantangan yang Dihadapi Pencipta Musik
Tantangan terbesar bagi pencipta musik seperti Carli adalah sulitnya mengakses royalti dari platform digital.Â
Carli mungkin tidak memiliki akses langsung ke label rekaman besar atau distributor, yang biasanya memudahkan pengaturan royalti.Â
Banyak pencipta independen seperti dia harus bergantung pada platform distribusi kecil atau bahkan mengunggah karya mereka sendiri ke platform digital, yang sering kali membuat mereka tidak mendapatkan pembayaran yang adil.
Selain itu, banyak pencipta musik tradisional di Indonesia mungkin belum memahami kompleksitas sistem royalti digital.Â
Mereka sering kali tidak tahu bagaimana cara mendaftarkan lagu mereka di Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) yang mengelola pembayaran royalti.
Apakah NFT Bisa Menjadi Solusi?
Baru-baru ini, teknologi NFT (Non-Fungible Token) mulai populer di kalangan musisi.Â