Nama-nama seperti Abdullah Azwar Anas dan Sugiono saya perkirakan juga akan tetap mengisi posisi strategis. Selain itu, ada nama Simon Aloysius dan Rachmat Kaimuddin, dengan latar belakang sektor swasta dan teknologi, diharapkan dapat membawa inovasi baru.Â
Rotasi ini menjadi peluang bagi Prabowo-Gibran untuk memperkuat tim dengan figur progresif.Â
Meskipun kita tidak bisa terlalu optimis, karena dinamika politik ini tetap diarahkan oleh kompromi yang mengakomodasi koalisi gemuk Prabowo.
Transparansi dan Keterlibatan Publik
Isu lain yang sering kali muncul dalam transisi pemerintahan adalah soal transparansi. Publik ingin tahu bagaimana keputusan dibuat dan siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut.Â
Menurut survei dari Katadata, masyarakat Indonesia merasa bahwa ketimpangan ekonomi juga disebabkan oleh kurangnya transparansi dalam pemerintahan.
Untuk membangun kepercayaan publik, Prabowo-Gibran harus mengadopsi pendekatan yang lebih partisipatif. Ini bukan hanya tentang berbagi informasi, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.Â
Dengan cara ini, pemerintah bisa memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar mewakili kepentingan rakyat.
Kesimpulan: Mampukah Prabowo-Gibran Membawa Perubahan?
Transisi pemerintahan Prabowo-Gibran menjadi momen krusial bagi masa depan Indonesia.Â
Inovasi dan reformasi dalam kebijakan ekonomi, pendidikan, dan lingkungan akan menjadi ujian utama bagi mereka untuk menunjukkan komitmen terhadap perubahan.Â
Namun, tantangan terbesar terletak pada eksekusi yang konsisten dan keterlibatan aktif masyarakat. Apakah mereka mampu menjalankan kebijakan yang benar-benar membawa manfaat luas atau hanya akan menjadi kelanjutan dari pola lama?Â
Mampukah pemerintahan baru ini memenuhi ekspektasi tinggi rakyat Indonesia yang menginginkan perubahan nyata?