Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kalkulasi Politik PDI-P, Memadukan Identitas Daerah dan Daya Tarik Selebriti

30 Agustus 2024   17:08 Diperbarui: 30 Agustus 2024   17:15 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PDIP usung Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja dalam Pilgub Jawa Barat 2024. (Wikimedia/Tangkapan layar Instagram @rocknal) 

Hameleers (2021) dalam teori Positioning Politik-nya menjelaskan bahwa partai politik perlu memposisikan diri secara tepat untuk menarik pemilih. Pemilihan Jeje-Ronal oleh PDI-P bisa dilihat sebagai upaya positioning yang unik di Jawa Barat. Mereka mencoba menggabungkan unsur lokalitas dengan sentuhan glamor selebriti. 

Lantas, bagaimana strategi kampanye yang akan dijalankan? 

De Vreese (2010) dalam Teori Kampanye Politik-nya menegaskan bahwa profil dan latar belakang calon akan sangat mempengaruhi strategi kampanye. PDI-P tentu harus jeli memanfaatkan kekuatan Jeje sebagai tokoh lokal dan Ronal sebagai magnet pemilih muda. 

Menariknya, keputusan PDI-P ini seolah menggabungkan semua teori di atas dalam satu paket. 

Mereka mempertimbangkan rasionalitas elektabilitas, memanfaatkan identitas kedaerahan, menggunakan daya tarik selebriti, memposisikan diri secara unik, dan merancang strategi kampanye yang disesuaikan. 

Namun, apakah ini berarti PDI-P telah membuat keputusan yang tepat? Waktu yang akan menjawab. 

Yang pasti, manuver ini telah mengubah peta politik Jawa Barat secara signifikan. Rival-rival politik PDI-P kini harus memikirkan ulang strategi mereka. 

Bagi kita sebagai masyarakat, fenomena ini menjadi pelajaran berharga tentang dinamika politik lokal. Kita diingatkan bahwa dalam politik, tidak ada yang pasti hingga detik-detik terakhir. Keputusan bisa berubah dalam hitungan menit, mengubah konstelasi politik secara dramatis. 

Yang terpenting, sebagai pemilih, kita harus tetap kritis dan rasional. Jangan mudah terpesona oleh gemerlapnya selebriti atau terbuai janji-janji manis kampanye. 

Mari kita nilai calon pemimpin kita berdasarkan visi, misi, dan kapabilitas mereka dalam memajukan Jawa Barat. 

Pada akhirnya, pilkada bukan sekadar kontes popularitas atau pertarungan strategi partai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun