Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kalkulasi Politik PDI-P, Memadukan Identitas Daerah dan Daya Tarik Selebriti

30 Agustus 2024   17:08 Diperbarui: 30 Agustus 2024   17:15 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia politik Indonesia kembali dihebohkan oleh manuver mengejutkan PDI-P menjelang penutupan pendaftaran calon kepala daerah Jawa Barat. 

Partai berlambang banteng ini memutuskan mengusung pasangan Jeje Wiradinata dan Ronal Sunandar Surapradja, menggeser nama-nama yang sebelumnya digadang-gadang seperti Anies Baswedan dan kader internal Ono Surono. 

Keputusan ini tentu mengundang banyak tanya. 

Apakah ini langkah brilian atau justru blunder politik? 

Jika kita menilik dari kacamata Teori Pemilihan Rasional yang dikemukakan oleh Green dan Shapiro (1994), keputusan PDI-P ini bisa dilihat sebagai kalkulasi rasional untuk memaksimalkan peluang kemenangan. Bisa jadi, partai melihat potensi elektabilitas Jeje-Ronal lebih menjanjikan dibanding calon lainnya. Namun, apakah benar demikian? 

Bukankah Anies Baswedan memiliki popularitas yang jauh lebih tinggi? 

Di sinilah kita perlu mempertimbangkan faktor lain, yakni identitas kedaerahan. 

Teori Identitas Sosial dalam Politik yang dipaparkan Huddy (2001) menjelaskan bahwa identitas sosial, termasuk asal daerah, dapat mempengaruhi perilaku politik. Jeje Wiradinata yang berasal dari Pangandaran mungkin dianggap PDI-P sebagai kartu as untuk merebut hati pemilih Jawa Barat, khususnya di wilayah selatan. 

Tapi tunggu dulu, bagaimana dengan Ronal Surapradja? Apa peran seorang selebriti dalam dunia politik? 

Wheeler (2013) dalam teorinya tentang Selebriti Politik menjelaskan fenomena selebriti yang terjun ke politik dan dampaknya. Pencalonan Ronal bisa jadi merupakan strategi jitu PDI-P untuk menjangkau pemilih milenial dan Gen Z. Bayangkan saja, berapa banyak penggemar Ronal yang akan beralih menjadi pendukung setia? 

Namun, apakah mengandalkan popularitas selebriti cukup untuk memenangkan Pilkada? Tentu tidak sesederhana itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun