Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ftalat, Musuh Tersembunyi di Balik Peralatan Bayi

28 Agustus 2024   12:00 Diperbarui: 28 Agustus 2024   12:03 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi botol susu plastik.(SHUTTERSTOCK/Kompas.com) 

Pertama, kita perlu menyadari bahwa ini bukan hanya masalah individu, tapi masalah sistemik. Kita perlu kebijakan yang lebih ketat untuk mengatur penggunaan ftalat dalam produk konsumen. Kita juga perlu edukasi yang lebih baik tentang bahaya plastik, terutama bagi ibu hamil dan orang tua baru.

Kedua, kita bisa mulai dengan langkah-langkah kecil di rumah. Hindari penggunaan produk plastik, terutama untuk makanan dan minuman. Pilih alternatif yang lebih aman seperti kaca atau stainless steel. Jika harus menggunakan plastik, pastikan itu bebas ftalat.

Ketiga, kita perlu lebih waspada terhadap lingkungan di sekitar kita, terutama di tempat-tempat seperti unit perawatan intensif neonatal (NICU). Bayi yang dirawat di NICU memiliki risiko paparan ftalat yang lebih tinggi. Kita perlu mendorong rumah sakit untuk menggunakan peralatan medis yang bebas ftalat.

Namun, di tengah semua kekhawatiran ini, ada satu hal yang perlu kita ingat: jangan panik. Stres berlebihan juga tidak baik untuk ibu hamil dan bayi. Yang kita butuhkan adalah kesadaran dan tindakan yang bijaksana.

Akhirnya, kita perlu mempertanyakan gaya hidup kita yang terlalu bergantung pada plastik. 

Apakah kenyamanan yang ditawarkan plastik sebanding dengan risiko yang ditimbulkannya? 

Mungkin sudah waktunya kita kembali ke cara hidup yang lebih alami, lebih ramah lingkungan, dan tentu saja, lebih aman bagi generasi penerus kita. 

Jadi, mulai sekarang, setiap kali Anda melihat botol plastik atau mainan plastik, tanyakan pada diri Anda: apakah ini yang terbaik untuk anak saya? 

Karena pada akhirnya, masa depan mereka ada di tangan kita. 

Dan kita tidak ingin tangan itu terkontaminasi ftalat, bukan?

Referensi:

  • [1] Alomedika. (n.d.). Hati-hati paparan phthalate pada anak. [https:  //www.  alomedika.  com/hati-hati-paparan-phthalate-pada-anak]
  • [2] Kompas. (2024, February 8). 1 dari 10 kelahiran prematur dikaitkan dengan cemaran kimia produk plastik. [https:  //www.  kompas.  id/baca/humaniora/2024/02/08/1-dari-10-kelahiran-prematur-dikatikan-dengan-cemaran-kimia-produk-plastik]
  • [3] Intami, M. (n.d.). Dampak penggunaan plastik terhadap kesehatan dan lingkungan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. [https:  //repository.  uinjkt.  ac.  id/dspace/bitstream/123456789/57503/1/MAYANK%20INTAMI-FDK.pdf]
  • [4] Jurnal Avicenna. (n.d.). Dampak penggunaan plastik terhadap kesehatan dan lingkungan. [https:  //jurnal.  stikesmus.  ac.  id/index.php/avicenna/article/download/459/336]
  • [5] Geotimes. (n.d.). Efek kimia plastik pada bayi: Studi terbaru. [https:  //geotimes.  id/kolom/efek-kimia-plastik-pada-bayi-studi-terbaru/]
  • [6] Alodokter. (n.d.). Dampak sampah plastik bagi lingkungan dan kesehatan manusia. [https:  //www.  alodokter.  com/dampak-sampah-plastik-bagi-lingkungan-dan-kesehatan-manusia]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun