Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog sejak 2010

ASN, tinggal di Makassar. Menulis saat ada waktu, yang penting bisa cuan. Ngopi sendiri, inspirasi datang sendiri

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gunung Kidul Bergetar, Siapkah Indonesia Menghadapi Megathrust?

27 Agustus 2024   15:03 Diperbarui: 27 Agustus 2024   23:25 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gempa.(SHUTTERSTOCK/ANDREY VP) 

Gempa yang baru saja mengguncang Gunungkidul memang menarik perhatian banyak pihak. Sebagai warga Indonesia yang tinggal di negeri cincin api, kita sudah terbiasa dengan fenomena gempa bumi. 

Namun, ketika kata "megathrust" disebut, tentu ada kekhawatiran tersendiri yang muncul. 

Mari kita telaah lebih dalam apa sebenarnya yang terjadi dan bagaimana kita harus menyikapinya.

Pertama-tama, penting untuk dipahami bahwa gempa dengan kekuatan 5,5 SR yang terjadi di Gunungkidul bukanlah gempa megathrust itu sendiri, melainkan gempa yang terjadi di zona megathrust. Zona megathrust adalah area pertemuan dua lempeng tektonik di mana salah satu lempeng menunjam ke bawah lempeng lainnya. Di sinilah potensi gempa besar tersimpan.

BMKG melalui Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, menjelaskan bahwa gempa Gunungkidul ini merupakan jenis gempa dangkal akibat deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng. Ini artinya, gempa tersebut terjadi karena adanya pergerakan atau perubahan bentuk batuan di zona pertemuan lempeng-lempeng tektonik.

Lantas, apakah gempa ini merupakan tanda akan terjadinya gempa dahsyat? Jawabannya tidak sesederhana itu. Para ahli geologi dan seismologi selalu menekankan bahwa tidak ada teknologi yang dapat memprediksi dengan pasti kapan gempa besar akan terjadi. Yang bisa kita lakukan adalah memahami potensi dan bersiap menghadapinya.

Indonesia memang dikelilingi oleh banyak titik megathrust. Ada 16 zona megathrust yang mengelilingi negeri kita, mulai dari Aceh-Andaman hingga subduksi Lempeng Laut Filipina. Khusus untuk wilayah selatan Jawa, terdapat tiga segmentasi megathrust yaitu Segmen Jawa Timur, Segmen Jawa Tengah-Jawa Barat, dan Segmen Banten-Selat Sunda. Ketiga segmen ini memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimum mencapai 8,7 SR.

Meski demikian, kita tidak perlu panik. Gempa Gunungkidul kemarin, meskipun cukup kuat, tidak berpotensi menimbulkan tsunami. BMKG juga mencatat telah terjadi 31 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 4,0 SR hingga pukul 22.30 WIB. Pola gempa susulan ini menunjukkan tren yang semakin berkurang baik dari segi besaran magnitudo maupun frekuensinya.

Yang menarik, gempa Gunungkidul telah membawa perubahan signifikan dalam persepsi dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman gempa megathrust. Meskipun gempa ini bukan merupakan gempa megathrust itu sendiri, kejadian ini telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi bahaya yang lebih besar.

Beberapa perubahan yang terlihat antara lain: 

  • Peningkatan kewaspadaan: Warga Giripanggung terlihat berhamburan keluar rumah saat merasakan guncangan, menunjukkan tingkat kewaspadaan yang meningkat.
  • Penguatan program mitigasi: BPBD Gunungkidul telah memperkuat upaya mitigasi dengan membentuk "kalurahan tangguh bencana" untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.
  • Peningkatan kesadaran akan pentingnya informasi: Masyarakat semakin aktif mencari informasi resmi dari BMKG dan BNPB, menunjukkan kesadaran akan pentingnya informasi yang akurat.
  • Simulasi kesiapsiagaan: Lembaga pendidikan seperti MAN 1 Gunungkidul telah mengadakan simulasi aman bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan sivitas akademika.
  • Perubahan persepsi terhadap ancaman gempa: Masyarakat mulai memahami bahwa gempa kecil hingga menengah di zona megathrust bisa menjadi indikator potensi gempa yang lebih besar. 

Meski demikian, masih ada tantangan dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. BMKG menekankan bahwa keberadaan megathrust bukan untuk menimbulkan kecemasan dan ketakutan, melainkan untuk mendorong persiapan mitigasi yang lebih baik.

Yang perlu kita lakukan saat ini adalah tetap waspada namun tenang. Kesiapsiagaan adalah kunci dalam menghadapi potensi bencana alam. Beberapa hal yang bisa kita lakukan antara lain:

1. Memahami risiko gempa di daerah tempat tinggal kita.
2. Menyiapkan tas siaga bencana yang berisi kebutuhan dasar seperti makanan, air, obat-obatan, dan dokumen penting.
3. Mengetahui jalur evakuasi dan titik kumpul di lingkungan sekitar.
4. Mengikuti informasi resmi dari BMKG dan BNPB, serta tidak mudah termakan hoax atau informasi yang belum terverifikasi.

Gempa Gunungkidul kemarin mungkin bukan tanda pasti akan terjadinya gempa dahsyat, tapi ini adalah pengingat bagi kita semua untuk selalu siap. Indonesia adalah negeri yang indah namun juga rentan terhadap bencana alam. Dengan pengetahuan yang cukup dan kesiapsiagaan yang baik, kita bisa meminimalkan risiko dan dampak bencana.

Referensi: 

  • [1] Tribun Bangka. (2024, August 27). Giliran Gunungkidul diguncang gempa, BMKG ingatkan potensi gempa megathrust tinggal tunggu waktu. Bangka Tribunnews. https:  //bangka.  tribunnews.  com/2024/08/27/giliran-gunungkidul-diguncang-gempa-bmkg-ingatkan-potensi-gempa-megathrust-tinggal-tunggu-waktu 
  • [2] Detik News. (n.d.). Apa itu gempa bumi megathrust? Simak penjelasan BMKG. https:  //news.  detik.  com/berita/d-7247896/apa-itu-gempa-bumi-megathrust-simak-penjelasan-bmkg 
  • [3] CNBC Indonesia. (2024, August 27). BMKG: Gempa M5,5 Gunungkidul efek deformasi batuan di zona megathrust. https:  //www.  cnbcindonesia.  com/news/20240827084241-4-566612/bmkg-gempa-m55-gunungkidul-efek-deformasi-batuan-di-zona-megathrust 
  • [4] Harian Jogja. (2024, August 26). Gempa Jogja M5,8 di barat daya Gunungkidul, BPBD inventarisasi data kerusakan. https:  //jogjapolitan.  harianjogja.  com/read/2024/08/26/510/1186115/gempa-jogja-m58-di-barat-daya-gunungkidul-bpbd-inventarisasi-data-kerusakan 
  • [5] CNN Indonesia. (2024, August 27). BMKG ungkap gempa Gunungkidul datang dari zona megathrust. https:  //www.  cnnindonesia.  com/teknologi/20240827061424-199-1137817/bmkg-ungkap-gempa-gunungkidul-datang-dari-zona-megathrust 
  • [6] Detik News. (n.d.). Gempa Yogya M 5,5 terjadi karena lempeng megathrust bergerak. https:  //news.  detik.  com/berita/d-7510122/gempa-yogya-m-5-5-terjadi-karena-lempeng-megathrust-bergerak 
  • [7] Radar Jogja. (n.d.). Gempa 5,8 magnitudo di Gunungkidul bukan megathrust, ahli gempa UGM imbau masyarakat tetap tenang. https:  //radarjogja.  jawapos.  com/jogja/655022496/gempa-58-magnitudo-di-gunungkidul-bukan-megathrust-ahli-gempa-ugm-imbau-masyarakat-tetap-tenang 
  • [8] Suara Merdeka. (n.d.). Gempa Gunung Kidul, apakah terkait dengan gempa megathrust? https:  //www.  suaramerdeka.  com/nasional/0413419495/gempa-gunung-kidul-apakah-terkait-dengan-gempa-megathrust

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun