Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menumbuhkan Harapan di Antara Dedaunan, Berkebun sebagai Obat Alami Demensia

25 Agustus 2024   14:31 Diperbarui: 25 Agustus 2024   14:32 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lansia yang sedang berkebun(freepik.com) 

Bayangkan seorang nenek yang dulunya aktif dan ceria, kini mulai kesulitan mengingat nama cucu-cucunya. Atau seorang kakek yang dulu senang bercerita, sekarang lebih banyak diam dan tampak bingung. 

Demensia memang bisa menjadi momok yang menakutkan bagi banyak keluarga. Tapi jangan khawatir, ada cara sederhana namun efektif untuk membantu mereka: berkebun!

Mungkin Anda bertanya-tanya, "Apa hubungannya menanam tomat dengan ingatan yang mulai pudar?" 

Nah, ternyata ada banyak sekali manfaat tersembunyi di balik kegiatan yang tampaknya sepele ini. Mari kita telusuri bersama-sama.

Pertama-tama, berkebun adalah cara yang luar biasa untuk membuat lansia tetap aktif secara fisik. Bayangkan gerakan-gerakan yang dilakukan saat menyiram tanaman, mencabut rumput, atau memindahkan pot. 

Semua itu adalah latihan ringan yang sangat baik untuk menjaga kebugaran tubuh. Dan kita tahu bahwa tubuh yang sehat adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan otak[1].

Tapi bukan hanya fisik yang terlatih, lho. Otak juga mendapat 'makanan' yang lezat dari aktivitas berkebun. 

Ketika lansia harus mengingat nama-nama tanaman, jadwal penyiraman, atau cara merawat bunga yang berbeda-beda, mereka sedang melakukan latihan memori yang sangat berharga. Ini seperti permainan untuk otak mereka! 

Sebuah penelitian bahkan mengungkapkan bahwa berkebun mampu menjaga kesehatan otak karena aktivitas ini membuat pikiran sibuk dan fokus[2].

Lalu, ada aspek lain yang sering terlupakan: interaksi sosial. Berkebun bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan bersama. 

Bayangkan seorang lansia yang bisa berbagi cerita tentang tanamannya dengan tetangga, atau bahkan mengajari cucu-cucunya cara menanam. Ini bukan hanya mengusir kesepian, tapi juga memberi mereka rasa bermakna dan dibutuhkan.

Berbicara tentang perasaan, mari kita bahas sisi emosional dari berkebun. Ada sesuatu yang sangat menenangkan dari menyentuh tanah, mencium aroma bunga, atau melihat tunas baru yang mulai tumbuh. 

Ini bisa menjadi terapi alami untuk mengurangi stres dan kecemasan yang sering dialami oleh penderita demensia[1]. Bayangkan betapa bahagianya mereka ketika bisa memetik tomat atau cabai hasil jerih payah sendiri!

Yang tak kalah penting, berkebun memberikan rasa pencapaian dan kemandirian. Bagi lansia yang mungkin merasa kehilangan kontrol atas banyak aspek hidupnya karena demensia, kemampuan untuk merawat dan menumbuhkan tanaman bisa menjadi sumber kepercayaan diri yang luar biasa. 

Ini melatih mereka untuk tetap mandiri dalam melakukan sesuatu tanpa perlu bantuan orang lain, tentu saja sesuai dengan kemampuan masing-masing[2].

Oh, dan jangan lupa manfaat nutrisi! Jika lansia menanam sayuran atau buah-buahan sendiri, mereka akan lebih bersemangat untuk mengonsumsinya. Ini berarti asupan vitamin dan mineral yang lebih baik, yang sangat penting untuk menjaga kesehatan otak dan tubuh secara keseluruhan.

Saya tahu, mungkin ada di antara Anda yang berpikir, "Tapi rumah kami tidak punya halaman yang luas." 

Jangan khawatir! Di era urban farming seperti sekarang, berkebun bisa dilakukan di mana saja. Manfaatkan pot bunga, wadah plastik bekas, atau bahkan sistem hidroponik. 

Yang penting adalah prosesnya, bukan skala atau hasilnya[1].

Jadi, apa yang bisa kita lakukan sekarang? Jika Anda memiliki orang tua atau kakek-nenek yang mengalami demensia, cobalah ajak mereka berkebun. 

Mulailah dari hal kecil, mungkin merawat tanaman dalam pot di beranda atau menanam herba di jendela dapur. Libatkan mereka dalam setiap proses, dari memilih bibit hingga merawat tanaman sehari-hari.

Ingatlah, tujuan utamanya bukan menghasilkan hasil panen yang melimpah, tapi memberikan kegiatan yang bermakna dan menyenangkan bagi mereka. 

Siapa tahu, hobi baru ini bisa membawa senyum dan keceriaan kembali ke wajah orang yang kita sayangi.

Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda tertarik untuk mencoba metode sederhana namun penuh manfaat ini? Atau mungkin Anda sudah memiliki pengalaman mengajak lansia berkebun?

Referensi:

Geriatri Indonesia. (n.d.). Segudang manfaat berkebun bagi lansia yang jarang diketahui. Retrieved from https:  //www.  geriatri.  id/artikel/1425/segudang-manfaat-berkebun-bagi-lansia-yang-jarang-diketahui 

BKKBN. (n.d.). Inilah 6 manfaat kesehatan saat berkebun bagi lansia. Retrieved from https:  //golantang.  bkkbn.  go.  id/inilah-6-manfaat-kesehatan-saat-berkebun-bagi-lansia 

Jawa Pos. (n.d.). 7 manfaat berkebun yang baik untuk kesehatan tubuh, salah satunya menghambat demensia. Retrieved from https:  //www.  jawapos.  com/kesehatan/013320492/7-manfaat-berkebun-yang-baik-untuk-kesehatan-tubuh-salah-satunya-menghambat-demensia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun