Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Nostalgia Emas Sepak Bola Indonesia Dekade 90an

20 Agustus 2024   07:00 Diperbarui: 20 Agustus 2024   07:07 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia di SEA Games 1991 (c) Bola.com/Repro

Era 90-an merupakan masa keemasan sepak bola Indonesia yang tak terlupakan. Periode ini menjadi saksi kebangkitan prestasi Tim Nasional dan kemajuan pesat kompetisi domestik yang membuat publik tanah air tergila-gila dengan si kulit bundar.
Keberhasilan Timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991 di Manila menjadi puncak prestasi yang membanggakan. Kemenangan dramatis atas Thailand lewat adu penalti di final membuat seluruh bangsa berpesta. Momen bersejarah ini menandai kebangkitan sepak bola Indonesia setelah sebelumnya juga meraih emas SEA Games 1987 di Jakarta.
Prestasi gemilang Timnas tak lepas dari kehadiran para pemain berkualitas. Nama-nama seperti Ricky Yacobi, Ronny Pattinasarani, Robby Darwis, hingga Widodo C. Putro menjadi idola baru yang menggantikan generasi sebelumnya. Mereka tampil memukau di level internasional dan menjadi inspirasi bagi generasi muda.

Di level klub, era 90-an juga menjadi saksi lahirnya Liga Indonesia yang menggabungkan kompetisi Perserikatan dan Galatama. Langkah ini menjadi tonggak penting menuju era profesional. Klub-klub seperti Persib Bandung, Persebaya Surabaya, dan PSIS Semarang tampil dominan dengan meraih gelar juara.

Persaingan sengit antar klub membuat Liga Indonesia menjadi magnet bagi penonton. Stadion-stadion selalu dipenuhi suporter fanatik yang rela berdesak-desakan demi mendukung tim kesayangan. Atmosfer meriah ini menjadi ciri khas sepak bola Indonesia kala itu.

Kehadiran pemain asing berkualitas juga ikut meramaikan kompetisi. Nama-nama seperti Jacksen F. Tiago, Peri Sandria, hingga Darryl Sinerine menjadi bintang lapangan yang ditunggu aksinya. Mereka memberi warna berbeda dan meningkatkan kualitas permainan.

Tak hanya di level senior, pembinaan usia muda juga mulai mendapat perhatian serius. Lahirnya tim nasional U-23 yang dijuluki "Tim Merah" menjadi bukti nyata. Mereka sukses meraih medali perak di SEA Games 1997 Bangkok. Prestasi ini menjadi modal penting bagi regenerasi pemain di masa depan.

Namun di balik gemerlap prestasi, ada pula sisi kelam yang menghantui. Skandal pengaturan skor dan kerusuhan suporter kerap menjadi momok yang mengancam. PSSI sebagai induk organisasi sepak bola pun tak luput dari sorotan terkait tata kelola yang belum profesional.

Terlepas dari berbagai kekurangan, era 90-an tetap menjadi periode istimewa bagi sepak bola Indonesia. Prestasi Tim Nasional, kemeriahan Liga Indonesia, hingga lahirnya bintang-bintang baru menjadi kenangan manis yang sulit terlupakan. Periode ini layak disebut sebagai masa keemasan yang patut dikenang dan dijadikan inspirasi bagi generasi mendatang.

Melihat kondisi sepak bola Indonesia saat ini, kita patut bernostalgia sekaligus merefleksikan diri. Apa yang membuat era 90-an begitu istimewa? Mengapa prestasi serupa sulit terulang kembali? Pertanyaan-pertanyaan ini penting untuk dijawab demi kemajuan sepak bola tanah air di masa depan.

Salah satu kunci sukses era 90-an adalah keberhasilan memadukan talenta lokal dengan pemain asing berkualitas. Kompetisi yang kompetitif membuat para pemain terasah kemampuannya. Hal ini berbeda dengan kondisi saat ini di mana banyak klub lebih mengandalkan pemain asing ketimbang memberi kesempatan pada talenta lokal.

Pembinaan usia muda yang serius juga menjadi faktor penting. Keberhasilan Tim Merah U-23 meraih medali perak SEA Games 1997 membuktikan bahwa Indonesia punya bakat-bakat muda berkualitas. Sayangnya, pembinaan usia muda saat ini belum mendapat perhatian serius dari PSSI maupun klub-klub profesional.

Dari sisi pengelolaan, era 90-an memang belum sepenuhnya profesional. Namun semangat untuk memajukan sepak bola begitu kental terasa. Hal ini berbeda dengan kondisi saat ini di mana sepak bola kerap dijadikan ajang politik dan kepentingan pribadi semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun