Pada suatu hari yang gerah, di antara keramaian Makassar yang tak pernah berhenti macet di jam pulang kerja, aku pura-pura sibuk di sebuah sudut warung kopi.Â
Berita tentang MK yang menolak gugatan diskriminasi batas usia, memantik pertanyaan retoris yang tak terjawab:Â
Mengapa usia sering menjadi penghalang bagi inovasi, padahal pengalaman adalah ibu dari kebijaksanaan?Â
-
Inovasi adalah buah dari pengalaman, pengetahuan yang mendalam, dan perspektif yang luas.Â
Seperti anggur yang memerlukan waktu untuk mencapai kematangan sempurna, begitu pula ide-ide cemerlang sering kali lahir dari benak yang telah terasah oleh perjalanan panjang kehidupan.Â
Pekerja senior, dengan segala bekal pengalaman dan kebijaksanaan yang mereka miliki, mampu melihat pola-pola yang tersembunyi dan memberikan solusi kreatif yang tak terpikirkan sebelumnya.Â
Dalam tulisan yang memikat dari Harvard Business Review, Ulrich (2017) mengungkapkan bahwa "pengalaman dan pengetahuan mendalam memungkinkan individu untuk mengenali pola dan mengembangkan solusi inovatif yang lebih baik."
Batasan usia dalam dunia kerja ibarat tembok besar yang menghalangi jalan.Â
Tembok itu memisahkan kita dari ide-ide gemilang yang mungkin hanya bisa dihasilkan oleh mereka yang telah menjalani berbagai fase kehidupan.Â
Jaringan profesional yang luas, yang dimiliki oleh para pekerja senior, sering kali menjadi sumber inspirasi yang berharga.Â
Dengan menolak mereka hanya karena usia, kita kehilangan permata-permata berharga dalam lautan pengetahuan.
Di negeri-negeri yang jauh, di mana matahari kebebasan bersinar terang, batasan usia dalam pekerjaan telah lama ditinggalkan.Â
Di Amerika Serikat dan Kanada, undang-undang melarang diskriminasi usia dalam perekrutan tenaga kerja, menciptakan lingkungan yang inklusif dan beragam.Â
Studi yang dilakukan oleh AARP (2016) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki tenaga kerja beragam dalam hal usia mampu mencapai kinerja yang lebih baik dan lebih inovatif.Â
Tim yang terdiri dari pekerja dengan usia yang bervariasi mampu memberikan perspektif yang lebih luas dan solusi yang lebih kreatif, menciptakan simfoni harmonis yang memperkaya perusahaan.
Di tanah air, kita harus berani menantang paradigma lama ini.Â
Seperti pahlawan dalam cerita-cerita klasik, kita harus melawan raksasa-raksasa ketidakadilan yang menghalangi langkah kita.Â
Menilai calon pekerja seharusnya berdasarkan kemampuan, keterampilan, dan potensi mereka untuk berkontribusi, bukan usia mereka.Â
Kualitas penilaian ini yang sepatutnya manjadi langkah pertama menuju perubahan yang berarti.
Bayangkan sebuah perusahaan tanpa batasan usia, di mana setiap individu, muda atau tua, memiliki kesempatan yang sama untuk bersinar.Â
Seperti hutan yang lebat dengan berbagai jenis pohon, keberagaman ini akan menciptakan ekosistem yang sehat dan produktif.Â
Pekerja senior dapat menjadi mentor bagi generasi muda, membimbing mereka dengan kebijaksanaan dan pengalaman yang telah mereka kumpulkan sepanjang jalan.Â
Inilah simbiosis yang berpeluang membawa sebuah tempat kerja kita menuju puncak inovasi dan produktivitas.
-Â
Di akhir tulisan ini, mari kita renungkan makna kebebasan yang sejati.Â
Kebebasan untuk bekerja, berkreasi, dan berkontribusi tidak boleh dibatasi oleh angka usia.Â
Seperti catatan pinggir dalam sejarah, setiap individu memiliki kisah yang unik dan berharga untuk diceritakan.Â
Mari kita bersama-sama menciptakan dunia di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan bersinar, tanpa batasan usia yang membelenggu.
Dengan langkah ini, kita tidak hanya akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dan inklusif.
Tapi juga membuka pintu bagi inovasi yang tak terbatas.Â
Inilah warisan yang ingin kita tinggalkan bagi generasi mendatang.
Dunia di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk mencapai potensi penuh mereka, tanpa harus terkendala oleh tembok usia.
-
Referensi
AARP. (2016). The Aging Workforce: Leveraging the Talents of Mature Employees.
Ulrich, D. (2017). The Experience Advantage: How Experienced Employees Drive Innovation. Harvard Business Review.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H