Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Ketika Keringat dan Air Mata Ginting - Jojo Tidak Cukup

4 Agustus 2024   22:27 Diperbarui: 4 Agustus 2024   23:09 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Bagi Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, setiap smash dan drop shot di lapangan adalah perjuangan keras, pengorbanan tanpa henti, dan mimpi besar. 

Namun, ketika mereka harus meninggalkan lapangan Olimpiade Paris dengan kepala tertunduk, kita semua ikut merasakan kepedihan mereka. 

Mereka sudah memberikan segalanya, tapi tampaknya sistem yang ada belum cukup mendukung mereka untuk menjadi juara sejati. 

Bagaimana perasaan mereka saat pulang ke tanah air tanpa medali? 

Dan bagaimana kita sebagai bangsa bisa mendukung mereka lebih baik?

Kekalahan di Olimpiade ini bukan sekadar kekalahan dalam pertandingan, tapi juga menunjukkan bahwa ada yang perlu diperbaiki di sistem kita. 

Ginting dan Jojo adalah atlet dengan bakat luar biasa, namun bakat saja tidak cukup untuk memenangkan medali emas di ajang internasional. 

PBSI sebagai organisasi yang mengurus bulu tangkis Indonesia perlu introspeksi dan berbenah.

Manajemen yang Perlu Diperbaiki 

Manajemen PBSI harus lebih baik. Perencanaan yang matang dan strategis sangat diperlukan untuk mempersiapkan atlet menghadapi turnamen besar seperti Olimpiade. 

Hal ini meliputi pemilihan turnamen yang tepat untuk persiapan, peningkatan fasilitas latihan, dan dukungan penuh dari berbagai aspek. 

Sebuah organisasi olahraga harus bisa merencanakan langkah demi langkah untuk mencapai puncak prestasi. 

Kualitas Kepelatihan 

Kualitas pelatihan juga perlu ditingkatkan. 

Pelatih punya peran besar dalam membentuk mental dan teknik atlet. 

Jika pelatih tidak bisa mengasah kedua aspek ini dengan baik, maka atlet akan kesulitan bersaing di tingkat internasional. 

Mungkin mendatangkan pelatih asing atau ahli strategi baru bisa jadi solusi untuk memperbaiki kualitas pelatihan kita. 

Belajar dari negara lain yang kuat dalam bulu tangkis juga bisa jadi langkah yang bijak. 

Regenerasi Atlet 

Proses regenerasi atau kaderisasi atlet juga penting. 

Program pengembangan atlet muda harus diperkuat untuk memastikan ada bakat baru yang terus muncul. 

Kaderisasi yang baik tidak hanya menghasilkan atlet yang siap bersaing, tapi juga memastikan mereka punya mental juara sejak dini. 

PBSI perlu menciptakan lingkungan yang mendukung bagi para atlet muda, dengan memberikan mereka kesempatan dan fasilitas yang memadai untuk berkembang. 

Menggandeng Legenda Bulu Tangkis 

Mengajak para legenda bulu tangkis Indonesia untuk terlibat dalam pembinaan atlet juga bisa jadi langkah positif. 

Mereka punya pengalaman dan wawasan yang sangat berharga, yang bisa jadi panduan bagi generasi muda. 

Menggunakan pengetahuan dan pengalaman mereka bisa membantu menciptakan program pelatihan yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan saat ini. 

Kita harus bertanya pada diri sendiri, apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung para atlet kita lebih baik? 

Dukungan dari masyarakat, pemerintah, dan sponsor sangat penting. 

Kita tidak boleh hanya berharap mereka menang, tapi juga harus memberikan mereka segala yang dibutuhkan untuk meraih kemenangan tersebut.

Kegagalan di Olimpiade Paris ini seharusnya jadi pemicu untuk perubahan positif. 

Mari kita bersama-sama membangun kembali kejayaan bulu tangkis Indonesia, dengan tindakan nyata. 

Ginting dan Jojo sudah berjuang keras, sekarang saatnya kita berjuang untuk mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun