Mohon tunggu...
Aidatus Sholichah
Aidatus Sholichah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Membaca, Menulis dan Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Keluarga dalam Menyiapkan Generasi Pejuang yang Berakhlak Mulia

27 November 2024   09:05 Diperbarui: 27 November 2024   09:05 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam penelitian dengan majalah Gadis pada 1978, psikolog Sarlito melaporkan, 10% respondennya yang mayoritas wanita menyetujui hubungan seks sebelum nikah

Dengan prinsip kedua belah pihak sama-sama setuju atau saling mencintai atau kalau mereka akan segera menikah. Bahkan 20% dari respondennya mengatakan bahwa zaman sekarang ini nilai kegadisan tidak penting lagi buat sebuah perkawinan.

Dan dari hasil penelitian Dr. Saparinah Sadli dan Drs. Zainul Biran dalam majalah Prisma, No. 5 Juni 1976, ditemukan antara 1,21 % - 9,60% responden yang menyetujui hubungan kelamin dengan tunangan, pacar, teman akrab dan bahkan lawan jenis yang tidak ada ikatan perasaan sama sekali.

Yang perlu diperhatikan adalah sikap setuju hubungan kelamin itupun ditunjukan oleh responden-responden wanita. Bahkan dalam hal hubungan dengan kelamin dengan tunangan, persentase setuju di kalangan responden wanita lebih tinggi dari pria. Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan generasi sekarang ini telah tertular penyakit penyimpangan ini dari Negara -- Negara Barat. 

Seperti dalam hasil penelitian Nuss & Luckey, mengenai presentase prilaku seksual remaja di beberapa Negara barat, bahwa tingkah laku hubungan seks di Amerika Serikat menunjukan 68,2% untuk pria dan 43,2% untuk wanita. Dan di Inggris 74,8% pria dan 62,8% wanita, sedangkan di Jerman 54,5% pria dan 59,4% wanita.

Generasi zaman sekarang mengalami kemerosotan nilai-nilai Islam disebabkan karena terkikisnya juga peran keluarga yang baik dan beradab serta tidak adanya  pendidikan khusus bagi orang tua dalam membentuk generasi yang berilmu, beradab dan berakhlak mulia. Sebuah kenyataan yang disampaikan Dr. Adian Husaini yang perlu diketahui dan diambil pelajarannya.

"Ironisnya, jika kita telaah kurikulum pendidikan nasional di sekolah-sekolah dan kampus-kampus kita, tidak kita jumpai adanya mata pelajaran atau mata kuliah khusus tentang "bagaimana menjadi orang tua yang baik." Dunia pendidikan kita didominasi dengan pola pikir dan tujuan untuk mencetak buruh dan pekerja yang baik. Kampus diarahkan menjadi semacam BLK (Balai Latihan Kerja) semata.

Program Studi (Prodi/Jurusan) di Perguruan Tinggi diberikan ijin untuk beroperasi, jika memiliki proyeksi, lulusannya akan berkerja di mana atau sektor apa. Maka, kita jumpai ada prodi Kedokteran, Kedokteran Gigi, Kedokteran Hewan, Farmasi, Hukum, Sosiologi, Akutansi, Teknik Informatika, Manajemen, dan sebagainya. Tetapi tidak ditemukan adanya, Prodi "Istri Shalihah", Prodi "Suami Baik", Prodi "Ayah Teladan", dan sebagainya."

Melihat problematika yang terjadi di kehidupan masyarakat sekarang ini, dibutuhkannya solusi pada peran keluarga terutama pada orang tua agar tidak terjadi kemunduran dan kemerosotan peran keluarga berkualitas dan beradab yang akan berdampak pada pembentukan nilai-nilai dan karakter anak serta dikarenakan dalam pengamatan penulis judul ini belum ada yang menulis dan membahas terkait pembahasan yang di titik fokus kan terhadap bagaimana kewajiban orang tua terhadap dirinya sendiri sebelum menyiapkan generasi yang beriman, berilmu dan berakhlak mulia. 

Maka dari latar belakang di atas penulis memilih judul Peran Keluarga dalam Menyiapkan Generasi yang Berakhlak Mulia.

Adapun tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaiman kewajiban orang tua terhadap dirinya sendiri sebelum menyiapkan generasi yang berakhlak mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun