Mohon tunggu...
Aidatul Adawiyah
Aidatul Adawiyah Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

Berbagi untuk sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku Malu Dengan Tulisanku

20 April 2021   23:04 Diperbarui: 21 April 2021   12:09 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kesempatan kali ini kita kembali akan membahas tentang gangguan perkembangan reseptif dan ekspresif sebagai materi lanjutan minggu lalu. Kali ini kita akan membahas tentang gangguan belajar anak dalam hal menulis.

Bunda, Ayah, dan Para Guru, pasti pernah mendengar rengekan seorang anak tentang tulisannya. Biasanya mereka merengek karena tidak bisa membaca tulisan mereka sendiri atau bahkan minder dengan tulisan temannya. "aku enggak bisa baca tulisannya karena tulisan dia jelek" ujar teman seorang siswa. Sepatah kalimat curahan hati tersebut pasti pernah kita dengar dari beberapa anak yang ketika di kelas disuruh membaca tulisan temannya. Mereka yang memiliki tulisan jelek pasti minder atau tidak percaya diri dengan kemampuan menulis mereka.

Sejatinya, tulisan jelek atau yang sering kita dengar dengan istilah tulisan kaya cekeremes, benang ruwet, dll merupakan hal yang lumrah dalam proses belajar anak karena mereka belum mampu menulis kembali tentang informasi yang telah diterima. Namun, hal ini tidak dapat di biarkan terlalu lama terutama sampai melampaui usia masuk sekolah.

Dalam masalah seperti ini orangtua tidak boleh lengah terhadap masalah yang timbul dalam proses belajar anak. Sebab, tulisan jelek juga dapat menjadi salah satu gangguan belajar pada anak terutama dalam bagaimana dia mengekspresikan keinginan mereka melalui tulisan. Dalam dunia medis masalah ini memiliki istilah Disgrafia. 

Disgrafia merupakan kondisi yang diakibatkan dari masalah pada sistem saraf yang berdampak pada keterampilan motorik halus, yakni menulis. Kondisi ini dapat membuat anak kesulitan mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan tulis-menulis.

Mereka paham atas apa yang didengar dan dibaca, namun mereka belum mampu untuk menulis atau mengurai kembali 

Umumnya, gangguan belajar ini akan muncul saat anak pertama kali mengenal huruf dan tulisan. Anak yang mengalami kesulitan menulis atau disgrafia akan mengalami hal-hal berikut :

  • Menyusun kalimat
  • Menggunakan tanda baca tata bahasa
  • Mengeluarkan ide dalam bentuk tulisan
  • Menggenggam alat tulis

Gejala dan Tanda Disgrafia.

Mengutip dari situs popmama.com, gejala disgrafia dibagi dalam 6 kategori,

  • Visual-spasial
  • Motorik halus
  • Pengolahan bahasa
  • Menulis dan Mengeja
  • Tata bahasa
  • Organisasi bahasa

Atau secara umum, tanda yang mudah di kenali dan di pahami para orangtua menghadapi kesulitan menulis pada anak,

*memegang alat tulis dengan canggung,

*koordinasi motorik halus yang buruk,

*bentuk huruf yang tidak konsisten,

*pengucapan baik tetapi sulit saat menulis,

*urutan dan susunan kata yang kurang tepat,

*cepat lelah dan tangan sakit saat menulis.

 

Faktor Yang Dapat Menjadi Penyebab Adanya Disgrafia

  • anak mengalami ADHD
  • anak Hiperaktif
  • anak mengalami keterlambatan berbicara

Namun bunda dan ayah sekalian, tidak perlu khawatir terhadap semua masalah yang muncul dalam proses belajar anak. Sebab, dibalik kesusahan pasti terdapat kemudahan. Terdapat beberapa cara untuk mengobati disgrafia,

Pertama, Terapi.

Dengan mengajak anak untuk pergi ke psikolog pendidikan atau fisioterapis untuk melakukan terapis. Biasanya, yang akan dilakukan para psikolog terhadap anak yang mengidap disgrafia yakni terapi fisik yang berguna untuk menentukan posisi lengan dan postur tubuh saat menulis agar anak merasa nyaman ketika belajar.

Kedua, Latihan di Rumah.

Mengutip dari International Dyslexia Association, ada beberapa kegiatan yang bisa orang tua lakukan untuk melatih anak dengan dispraksia.

  • Aktivitas Membentuk Huruf 
  • Dengan melakukan hal sederhana seperti, Bermain dengan tanah liat untuk memperkuat otot tangan, Menghubungkan titik menjadi huruf yang utuh untuk meningkatkan motorik halus, Menyalin tulisan kata per kata, Menulis huruf yang anak bisa membacanya.
  • Merangkai kata

Bila anak memiliki masalah pada kemampuan tulis tangan dan mengeja, orang tua bisa membantu dengan menyebutkan kata dengan ejaan.

Sebagai contoh, orang tua membacakan kalimat "bajuku berwarna hijau" dengan penggalan kata, "ba-ju-ku / ber-war-na / hi-jau".

Bila masih kesulitan, uraikan huruf per huruf seperti "b-a-j-u-k-u / b-e-r-w-a-r-n-a / h-i-j-a-u".

Dan perlu diingat gangguan belajar memiliki ciri, tanda, dan cara pengobatan berbeda-beda di setiap usianya. Dan anak yang mengalami gangguan belajar (dislaksia, disgrafia, dan diskalkulia) tidak sepenuhnya bodoh hanya saja mereka kesulitan untuk mengekspresikan perasaan dan kesulitan menerima informasi yang ada. Serta jangan mudah menyepelekan anak ini karena biasanya merekalah yang berada di atas rata-rata mengalahkan kemampuan temannya. 

Sekian materi hari ini, semoga dapat bermanfaat dan membantu para orang tua yang memiliki anak dengan masalah yang saya sebutkan di atas seperti, kesulitan menulis, tulisannya jelek, atau tidak bisa dibaca.

Pesan saya masih sama, jika anak telah memiliki gejala dan tanda-tanda gangguan belajar, jangan ragu untuk pergi ke dokter atau psikolog untuk mendapatkan solusi terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun