Mengutip dari International Dyslexia Association, ada beberapa kegiatan yang bisa orang tua lakukan untuk melatih anak dengan dispraksia.
- Aktivitas Membentuk HurufÂ
- Dengan melakukan hal sederhana seperti, Bermain dengan tanah liat untuk memperkuat otot tangan, Menghubungkan titik menjadi huruf yang utuh untuk meningkatkan motorik halus, Menyalin tulisan kata per kata, Menulis huruf yang anak bisa membacanya.
- Merangkai kata
Bila anak memiliki masalah pada kemampuan tulis tangan dan mengeja, orang tua bisa membantu dengan menyebutkan kata dengan ejaan.
Sebagai contoh, orang tua membacakan kalimat "bajuku berwarna hijau" dengan penggalan kata, "ba-ju-ku / ber-war-na / hi-jau".
Bila masih kesulitan, uraikan huruf per huruf seperti "b-a-j-u-k-u / b-e-r-w-a-r-n-a / h-i-j-a-u".
Dan perlu diingat gangguan belajar memiliki ciri, tanda, dan cara pengobatan berbeda-beda di setiap usianya. Dan anak yang mengalami gangguan belajar (dislaksia, disgrafia, dan diskalkulia) tidak sepenuhnya bodoh hanya saja mereka kesulitan untuk mengekspresikan perasaan dan kesulitan menerima informasi yang ada. Serta jangan mudah menyepelekan anak ini karena biasanya merekalah yang berada di atas rata-rata mengalahkan kemampuan temannya.Â
Sekian materi hari ini, semoga dapat bermanfaat dan membantu para orang tua yang memiliki anak dengan masalah yang saya sebutkan di atas seperti, kesulitan menulis, tulisannya jelek, atau tidak bisa dibaca.
Pesan saya masih sama, jika anak telah memiliki gejala dan tanda-tanda gangguan belajar, jangan ragu untuk pergi ke dokter atau psikolog untuk mendapatkan solusi terbaik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI