Tulisan ini untuk kalian yang sudah menikah dan sedang mempelajari ujian pernikahan itu sendiri.
Katanya menikah adalah ibadah? Dan ternyata bukankah semua bentuk ibadah itu adalah perjuangan..
Shalat 5 waktu, jika semudah itu maka tidak akan ada yang bisa melewatkannya,
Puasa, jika semudah itu tidak ada tempat makan yang ramai dikunjungi laki-laki saat siang hari.
Teryata memang benar semua jenis ibadah itu, minimal senyum saja butuh perjuangan. Disaat hari-harimu terlalu berat dan harus tetap tersenyum untuk orang-orang baik di sekitar kita, lagi-lagi perjuangan.
Begitupun menikah, ternyata berupa kebahagiaan yang tak luput dari ujian.Â
Sudah sampai mana kalian mengalami ujiannya? Sudah berapa kali berkata kepada diri sendiri untuk akan menyerah saja?
tidak semudah itu ujian bisa dikerjakan dan selesai, maka hal yang perlu kita pahami dari awal adalah menikah itu menjemput ujian dan masalah yang lebih pelik daripada kehidupan saat lajang. Tapi tahukah? seberapa tingkat kesabaran yang sudah naik akibat ujian pernikahan?
yang mungkin awalnya kita tak bisa menahan apapun, sekarang kita si paling pandai menahan dan menyembunyikan sakit hati.Â
Karena menikah bukan tentang aku dan kamu, tapi aku kamu, keluargamu, keluargaku, tetanggamu, tetanggaku, duniamu duniaku.
Seluas itu dan kadang dituntut untuk bisa menyenangkan semua lingkungan bukan?