Mohon tunggu...
Aida Raudhatul
Aida Raudhatul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang mahasiswi ilmu politik yang sedang mencari jati diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengurai Dinamika Konflik Muslim Pattani di Thailand: Sebuah Analisis Benturan Peradaban

6 Mei 2023   22:32 Diperbarui: 6 Mei 2023   22:38 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah peradaban adalah bentuk dari proses sejarah manusia. Menurut Samuel Huntington pada bukunya yang berjudul "The Clash of Civilization", peradaban adalah entitas budaya yang merujuk pada keseluruhan dari kelompok-kelompok budaya yang muncul berdasarkan cara hidup suatu bangsa dan terjadi dari generasi ke generasi. Peradaban yang lahir tersebut terdiri dari sejarah, institusi, tradisi, bahasa, institusi, agama, dan identifikasi diri. Pada proses benturan antara satu peradaban dengan peradaban lainnya, peradaban Barat adalah hal utama. 

Peradaban Barat muncul sekitar tahun 700-800 M di benua Eropa, Amerika Utara dan Amerika Latin. Seperti yang telah dikatakan Samuel Huntington pada bukunya "The Clash Of Civilization", Barat memenangkan dunia bukan karena ide, nilai, atau agama. Akan tetapi, Barat dapat menjadi poros dunia karena pada mulanya menggunakan kekerasan terorganisir yang kemudian menimbulkan kekuatan dan dominasi di setiap aspek.

Peradaban besar dalam sejarah manusia telah diidentikkan erat dengan agama-agama besar di dunia. Agama menjadi ciri sentral dan topik utama dalam konteks peradaban. Adapun banyak ahli sejarah yang menyebutkan bahwa identitas budaya dan agama adalah sumber konflik di dunia pasca Perang Dingin yang menyebabkan semakin terciptanya berbagai peradaban yang lebih modern. Konflik inilah yang pada akhirnya akan memunculkan benturan peradaban.

Agama menjadi aspek penting yang menentukan peradaban, ketika kita berbicara mengenai kebangkitan agama-agama besar di dunia, tentunya tidak lepas dari pembahasan mengenai kepentingan Barat dalam mengambil peran di dunia sebelum Perang Dunia terjadi maupun sesudah Perang Dingin. Pada akhir abad ke 20, Islam dan Kekristenan Barat menjadi agama sentral yang meluas secara signifikan di beragai belahan dunia. 

Kebangkitan agama-agama besar di dunia ini melibatkan kesadaran beragama pada tiap individu dan munculnya gerakan fundamentalis, tak terkecuali berkembangnya agama Islam di Thailand. Selama berabad-abad, agama Islam telah berkembang di Thailand dan telah menjadi bagian integral dari keberagaman budaya dan agama di negara ini. 

Sebuah kerajaan Islam pertama di wilayah yang sekarang menjadi Thailand didirikan pada abad ke-14 Masehi oleh Sultan Ismail Shah dari Kerajaan Pattani. 

Pada abad ke-18, wilayah Pattani dianeksasi oleh Kerajaan Siam (sekarang Thailand), dan sejak saat itu, umat Islam di Thailand telah menjadi minoritas di negara ini. Meskipun pemerintah terus berupaya untuk memperkenalkan program pengembangan ekonomi dan sosial yang ditujukan khusus untuk wilayah selatan yang mayoritas Muslim, hal ini belum dapat dicapai dengan baik karena benturan dan konflik terus berlanjut antara pemerintah Thailand dan kelompok-kelompok militan yang terkait dengan gerakan kemerdekaan Pattani.

Benturan antara Muslim Pattani dan masyarakat lain di Thailand, terutama masyarakat Buddha, seringkali terkait dengan perbedaan agama dan budaya. Selain itu, terdapat juga masalah sosial dan ekonomi yang memperburuk situasi, seperti ketidakadilan dalam pembagian sumber daya dan akses terhadap pendidikan dan lapangan kerja. Konflik antara masyarakat Muslim Pattani dengan pemerintah Thailand telah terjadi selama beberapa dekade, dengan banyaknya benturan antara kelompok-kelompok bersenjata dan pasukan keamanan Thailand. 

Konflik ini bermula dari ketidakpuasan masyarakat Muslim Pattani atas perlakuan diskriminatif dan pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah Thailand yang mayoritasnya beragama Buddha. Masalah ini bermula sejak abad ke-19, saat wilayah Pattani menjadi bagian dari Kerajaan Siam, yang kemudian berganti nama menjadi Thailand pada tahun 1939. Pemerintah Thailand yang didominasi oleh mayoritas Buddha mencoba untuk memaksakan budaya dan bahasa Thai di wilayah Pattani yang mayoritas Muslim. Selain itu, pemerintah juga membatasi kebebasan beragama dan ekonomi masyarakat Muslim Pattani. 

Sejak tahun 2004, terdapat serangkaian serangan teror dan aksi kekerasan oleh kelompok-kelompok bersenjata Muslim di wilayah Pattani yang menargetkan pasukan keamanan, pemerintah dan warga sipil. Pemerintah Thailand merespons dengan menempatkan pasukan keamanan yang cukup besar di wilayah tersebut, dan mengadakan operasi militer untuk menekan kelompok-kelompok bersenjata. Konflik ini telah menelan banyak korban jiwa dan materi, dan belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian yang pasti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun