Mohon tunggu...
Wildan Toyib
Wildan Toyib Mohon Tunggu... Konsultan - Akademisi

Konsultan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Kontestasi Pemilu 2024, Urgensi Penajaman atau Strategi?

3 Oktober 2023   09:57 Diperbarui: 5 Oktober 2023   07:01 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, hal ini juga dapat merugikan partai politik yang memiliki calon yang bersih dan berintegritas, karena mereka tidak dapat memperoleh dukungan penuh dari masyarakat.

Ini menunjukkan bahwa masyarakat masih sangat kritis terhadap partisipasi mantan napi korupsi dalam dunia politik. Dengan angka yang begitu tinggi, seharusnya partai politik lebih selektif dalam merekrut calon legislatif untuk memastikan integritas dan kepercayaan publik tetap terjaga.

Namun, pada Pemilu kali ini yang akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024, KPU mengambil langkah yang lebih hati-hati dengan tidak mengumumkan daftar nama caleg mantan terpidana korupsi. Hal ini mungkin dilakukan untuk menghindari kontroversi dan memastikan integritas pemilihan yang lebih baik.

Dalam tulisannya, Kang Sukidi menyampaikan bahwa pemilu tidak hanya sebagai sarana untuk mengintegrasikan bangsa, tetapi juga sebagai sarana untuk melakukan introspeksi terhadap kondisi bangsa. Dengan melihat pemilu sebagai momen untuk merenung dan memperbaiki diri, kita dapat memperkuat ide bahwa pemilu adalah sarana penting dalam membangun kesatuan dan kemajuan bangsa.

Namun, tulisan tersebut memberikan wawasan yang dalam tentang dampak korupsi terhadap birokrasi dan bagaimana hal tersebut menjadi biang kerok persoalan di republik ini. 

Mungkin akan lebih baik jika tulisan itu juga membahas lebih lanjut mengenai hubungan antara perilaku koruptif dan kualitas birokrasi dalam mengelola negara.

Tulisan tersebut dapat menjadi pengingat bagi para penanggung dan calon presiden-wakil presiden yang sedang sibuk dengan kampanye politik, serta bagi mereka yang terlibat dalam praktik korupsi dan pencarian keuntungan pribadi di dalam koalisi politik. 

Dengan membaca tulisan tersebut secara bersama-sama, kita dapat melakukan introspeksi dan mempertimbangkan keadaan bangsa secara kolektif.

Namun, perlu diingat bahwa apa yang kita saksikan di media hanyalah sebagian kecil dari proses politik yang sebenarnya terjadi di balik layar. Banyak negosiasi dan perundingan yang dilakukan secara tertutup untuk mencapai kesepakatan koalisi yang kuat.

Selain itu, mereka juga melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan guna memperoleh dukungan luas. Dengan strategi ini, mereka berharap dapat memperkuat basis politik mereka dan meningkatkan peluang untuk meraih kekuasaan.

Dalam upaya meraih dukungan sebanyak-banyaknya, mereka juga menggunakan strategi kampanye yang agresif dan memanfaatkan media massa untuk memperluas jangkauan pesan politik mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun