Mohon tunggu...
AidaMutiara Agustina
AidaMutiara Agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

i like sea.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

program peer suport,bimbingan konseling,dan layanan psikososial

18 Januari 2025   15:00 Diperbarui: 18 Januari 2025   15:00 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Peer Support, Bimbingan Konseling, dan Layanan Psikososial bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan siswa melalui dukungan sebaya. Program ini melibatkan pelatihan siswa senior sebagai pemimpin untuk membimbing siswa lebih muda dalam keterampilan sosial dan emosional, seperti pengelolaan emosi dan penyelesaian masalah. Penelitian menunjukkan bahwa program ini dapat mengurangi insiden kekerasan di sekolah dan meningkatkan rasa kepemilikan terhadap gerakan anti-kekerasan. Dengan dukungan yang konsisten dari pendidik dan orang tua, program ini menciptakan lingkungan yang aman dan suportif bagi remaja.
Pelatihan untuk siswa pendukung dalam program peer support dilakukan melalui beberapa tahapan:
Pemilihan Calon Peer Supporter: Siswa kelas XI (SMA) dan VII (SMP) dipilih berdasarkan karakteristik seperti keterbukaan dan kemampuan interpersonal.
Pelatihan: Calon peer supporter mengikuti lokakarya selama 24 jam yang difasilitasi oleh mahasiswa pascasarjana, mencakup teknik mendengarkan aktif dan intervensi sosial.
Implementasi: Setelah pelatihan, mereka kembali ke sekolah untuk menerapkan keterampilan yang dipelajari, dengan dukungan guru dan evaluasi berkala untuk meningkatkan efektivitas.
Dukungan Berkelanjutan: Sesi lanjutan diadakan untuk membantu siswa menghadapi tantangan dalam memberikan dukungan.
berbagai manfaat utama, antara lain:
Pengurangan Kekerasan: Sekolah yang menerapkan program ini mengalami penurunan insiden kekerasan hingga 25% dalam dua tahun.
Peningkatan Kesehatan Mental: Siswa yang terlibat menunjukkan tingkat kecemasan dan depresi yang lebih rendah, serta peningkatan keterampilan emosional dan komunikasi.
Rasa Kepemilikan: Lebih dari 70% siswa merasa termotivasi untuk melawan kekerasan dan mendukung teman yang mengalami kesulitan.
Peningkatan Disiplin Diri: Program ini membantu siswa mengembangkan disiplin diri dan keterampilan sosial.
Dukungan Sosial: Menciptakan lingkungan yang saling mendukung, di mana siswa merasa lebih nyaman berbagi masalah dengan teman sebaya.
ada perbedaan hasil antara program peer support dan program konseling tradisional.
Perbedaan Antara Peer Support dan Konseling Tradisional
1. Strukturalitas
Peer Support: Merupakan sebuah metode yang terstruktur, fokus pada proses berpikir, perasaan, dan pengambilan keputusan. Ini membuatnya lebih spesifik dan sistematis dalam membantu individu.
Konseling Tradisional: Biasanya lebih fokus pada evaluasi isi, meskipun kadang-kadang juga menggunakan strategi-strategi struktural. Namun, kurangnya fokus pada proses dapat membuatnya kurang efektif dalam situasi-situasi kompleks.
2. Efektifitas
Peer Support: Telah terbukti efektif dalam menurunkan insiden kekerasan di sekolah dan meningkatkan kesehatan mental siswa. Penelitian menunjukkan bahwa sekolah yang menerapkan program ini mengalami penurunan insiden kekerasan sebesar 25% dalam dua tahun setelah penerapan program tersebut.
Konseling Tradisional: Meski masih banyak manfaatnya, kurangnya integritas struktural dan fokus pada proses dapat membuatnya kurang efektif dalam jangka panjang, terutama dalam situasi-situasi yang membutuhkan dukungan intensif dari teman sebaya.
3. Partisipasi Siswa
Peer Support: Sering kali lebih populer di kalangan siswa karena mereka lebih mudah berbicara dengan teman sebaya tentang masalah-masalah personal dan sosial. Hal ini tercermin dalam survei yang menunjukkan bahwa siswa lebih senang bercerita dengan teman sebaya dibandingkan dengan guru BK untuk mengurangi ketegangan.
Konseling Tradisional: Kadang-kadang dianggap lebih formal dan jarang diminati oleh siswa karena kurangnya suasana santai dan intim yang biasanya ditemukan dalam hubungan teman sebaya.
Konklusi
Perbedaan antara program peer support dan program konseling tradisional terletak pada strukturalitas, efektifitas, dan partisipasi siswa. Program peer support lebih terstruktur, efektif dalam menurunkan kekerasan dan meningkatkan kesehatan mental, serta lebih populer di kalangan siswa karena suasana santainya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun