Surabaya -- Singapore Intercultural School (SIS) Surabaya menyelenggarakan perayaan United Nations Day 2024 pada hari Kamis (24/10/2024) dengan meriah. Acara ini melibatkan seluruh siswa, guru, dan tenaga pendidik, termasuk Aida Hanun Shofiyah, mahasiswi S1 Pendidikan IPA Universitas Negeri Surabaya, yang tengah melaksanakan program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di SIS Surabaya.
Sebagai bagian dari tugas magang, Aida mendampingi mentornya, Miss Emily Joy B. Mahinay, salah satu guru Science, dalam berbagai kegiatan sepanjang acara. Pada hari itu, setiap kelas mendapatkan tema negara tertentu, dan semua siswa serta guru, termasuk Aida dan Miss Emily mengenakan pakaian tradisional sesuai dengan negara yang ditunjuk untuk memeriahkan suasana.
Rangkaian Acara Meriah United Nations Day
Kegiatan dimulai dengan seluruh siswa berkumpul di gymnasium untuk mengikuti pawai keliling sekolah. Setelah itu, siswa menyaksikan acara utama, yaitu fashion show yang diikuti oleh perwakilan dari setiap kelas. Tidak hanya siswa, para guru juga berpartisipasi dalam sesi fashion show yang membuat suasana semakin semarak.
Siswa kemudian kembali ke kelas masing-masing untuk melanjutkan kegiatan. Untuk jenjang Secondary dan Junior College, kegiatan dilanjutkan dengan lomba dekorasi papan informasi bertemakan United Nations Day dan Model United Nations. Sementara itu, siswa jenjang Primary melaksanakan berbagai aktivitas menarik sesuai kelompok usia.
Pendampingan di Kelas Primary 1
Sebagai asisten di kelas Primary 1, Aida membantu dalam pelaksanaan kegiatan country tour. Kegiatan ini mengajak siswa berkeliling ke beberapa kelas untuk mempelajari budaya negara lain. Setiap siswa dibekali dengan paspor buatan guru, yang akan diisi dengan stempel setiap kali mereka menyelesaikan aktivitas di setiap kelas.
Di kelas pertama, siswa diajak untuk melafalkan kalimat sulit dalam bahasa Tagalog: "Pitumpu't pitong puting putong ipinirito ng puting patong papito-pito", yang berarti "seventy-seven white rice cakes fried by a white whistling duck." Setelah berhasil melafalkan, siswa mendapatkan stempel pertama.
Di kelas kedua, siswa mempelajari dan menarikan tiga tarian tradisional dari Jepang, China, dan Indonesia. Setelah menari bersama, siswa mendapatkan stempel kedua pada paspor mereka. Di kelas terakhir, siswa bermain permainan bertemakan negara China. Permainan ini terdiri dari ular tangga besar, kuis true or false, tebak kata dalam tulisan Mandarin, dan mencocokkan kata Mandarin dengan gambar. Setelah menyelesaikan seluruh aktivitas, siswa memperoleh stempel terakhir.