Mohon tunggu...
Aida Mardiah
Aida Mardiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya seorang mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia semester 4

saya seorang mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia semester 4. saya disini untuk menyelesaikan tugas saya menulis sebuah artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Bahasa Indonesia

16 April 2024   22:00 Diperbarui: 16 April 2024   22:04 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa Indonesia saat ini berkembang pesat. perkembangan itu dapat dilihat dari jumlah
kosa kata dan bentuk-bentuk kata yang digunakan dalam komunikasi masyarakat Indonesia. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan sebuah bahasa adalah globalisasi dan perkembangan budaya masyarakatnya. Globalisasi membawa dampak nyata terhadap bahasa. Globalisasi menjadikan kontak antara masyarakat dan antarbudaya menjadi sangat cepat. Konrak
antara masyarakat menyebabkan juga adanya kontak bahasa. Kontak bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa yang lain menyuburkan tumbuh kembangnya bahasa lndonesia baik ke arah positif maupun ke amh negatif. Bahasa mencerminkan jamannya. Begitu juga yang tejadi dalam bahasa Indonesia. Ciri-ciri atau keadaan suatu masyarakat dan budaya tercermin dalam bahasanya. Sebagai contoh; bahasa Indonesia pada jaman Orde Lama berbeda dengan bahasa lndonesia pada jaman Orde Baru. Begitu juga bahasa Indonesia pada era reformasi memiliki ciri yang berbeda
dengaa era pascareformasi. Hal ini menunjukkan bahasa tidak dapat dipisahkan dari situasi masyarakatnya. Dengan demikian, problematika bahasa yang muncul mercerminkan problematika masyarakat pada jamannya. Padajaman Orde Baru misalnya kecenderungar yang tejadi dalam
perkembangan bahasa Indonesia adalah banyaknya makna eufemisme.
 1. Tataran Fonologi
Problematika pada tataran fonologi dapat dilihat pada aspek fonemik dan fonetik. Pada
aspek fonemik problematika ihr terlihat pada penambahan dan penguranga[ fonem pada katakata yang digunakan untuk bekomunikasi. Dalam hal fonetik, terjadi kebebasan pengucapan dalam bahasa Indonesia. Bunyi-bunyi bahasa diucapkan dengan daya keativitas sehingga muncul kata-kata ya ampyun (ya ampun), cius (serius), capus (cepat-cepat) dan lain sebagainya.
Di samping itu, problematika itu terlihat pada bahasa remaja dan bahasa dalam media sosial.Munculnya berbagai sapaan saat ini seperti bm, sis, cin, say, gan, pada bahasa pergaulan merupakan sapaan yang dibertuk dari penyingkatan dari brother sister sayang, juragan dan sebagainya. Jenis sapaan seperti itu saat ini telah mewamai komunikasi masyarakat Indonesia terutama remajatidak jarang dan bahkan sering kita dengar kata event 'peristiwa, kejadian' diucapkan
berbeda dengan lafal bahasa Inggris. Kata lersebut diucapkan bervariasi yaitu even, epen. Suatu kondisi interferensi bahasa yang sangat mengacaukan. Masyarakat umum tidak sadar dengan apa yang diucapkannya. Dalam hal ini terjadi value mob, status climm Ding yaitu menggunakan kata untuk menaikkan prestise namul salah dalam melafalkannya. Penggunaa[ lafal kata
yang kurang tepat ini karena ketidaktahuan penutur akan lafal yang tepat dan bagaimana cara menggunakannya atau menyerapnya dalam bahasa Indonesia.
2. Tataran morfologi
Secara umum yang paling tampak dalam problematika dan dinamika bahasa Indonesia
adalah pada tataran morfologi yang menyangkut pembentukan kata dan diksi-diki yang digunakan dalam berkomunikasi. Dalam tataral morfologi, hasil pembentukan kata termasuk dalam intederensi sistem morfoloei. Afiks-afiks suatu bahasa digunakan untuk membentuk kata dalam bahasa lain. Dalam komunikasi saat banyak terdapat kata-kata yang dibentuk dari
afiks-afiks bahasa Indonesia dengan kata-kata asing. Dalam konteks ini, hasil pembentukan kata lembut dapat disebut sebagai sandwich word Bahkan proses pembenerkan kata ini menghasilkan kata-kata yang betul-betul baru. Kata-kata itu dibenarkan dari afiks bahasa Indonesia dengan kata bahasa asig. Berikut ini adalah kata-kata yang mewamai bahasa media
sosial; ngedit, ngebully, dibully, ngapload, ngedd, ngebuck, ngemall, diklik ,didownload,
dipint, likenya.

Dari data di atas, terlihat pembentukan katanya berasal dari anks dalam bahasa Indonesia dan kata bahasa Inggris. Afiks-afiks yang digunakan adalah afiks
{trteN-},{di-}, dan klitil {-nya}. proses terentuknya kata-kata tersebut sesuai dengan
proses pembentukan kata dalam bahasa Indonesia adalah {meN-} + edit ) mengedit. Terjadi penghilangan prenfiks {meN-} sehingga muncul kata ngedit, begitu juga dengan kata yang lainnya. Penghilangan prefiks merupakan salah satu ciri ragam informal seperti dalam media sosial ini . Proses pembentukan kata diklik, diprint, diadd, hampir sama dengan
pembentukan kata dengan prefiks {neN_}. Hanya saja dalam hal ini tidak tedadi pelesapan prcfiks {di-}.
3. Tataran Sintaksis
Dalam tatann sitaksis, problematika bahasa Indonesia banyak diwarnai oleh campur
kode. Campur kode adalah masuknya atau dipakainya beberapa serpihan kode ke bahasa lain yang menjadi kode utama atau kode dasar. Dalam kaitan ini, kode utama adalah
bahasa lndonesia bercampur kode dengan kode-kode dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Berikut ini data kalimat dalam media sosial FB. (l),lnbox harganya donk sis?; (2) Ready size M dan L mbak- (3) Lunch benama Fanny di Grand Indonesia Jakarta; (4) Jalan santai with my best friend: (5) Ojo dibully lho yo; (6) Poko'e backpacker', (7) Heroe-ku sudah kehapus nak, eman sakjane; (8) Mau donlot kok yo sulit banget, link pada mati.
Dari beberapa data di atas, ditemukan kalimat-kalimat yang dikonstruksi oleh
unsur-unsur bahasa Indonesia, bahasa Inggis, dan bahasa daerah. Kalimat-kalimat tersebut didominasi oleh campur kode bahasa Inggris baik yang diserap secara utuh maupun diserap lafalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun