Mohon tunggu...
Aida
Aida Mohon Tunggu... Lainnya - Aida
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar di universitas maritim raja Ali haji

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Sastra dari Puisi Ibu Karya Chairil Anwar

14 September 2022   19:24 Diperbarui: 14 September 2022   19:32 5889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejahterakanlah dia

Selamanya....

KRITIK SASTRA 

 Puisi pertama datang dari sastrawan terkenal yaitu Chairil Anwar. Beliau menuliskan sebuah puisi indah dengan tema ibu. Puisi ini bercerita tentang bagaimana sang penulis mendapat perlakuan dari sang ibu. Setiap ibu memiliki cara tersendiri untuk membimbing dan mendidik anaknya.

Kesabaran dan ketelatenan itulah yang mencoba dituangkan oleh Chairil. Meski cara yang mereka lakukan berbeda, ada yang mendidik dengan penuh kelembutan, ada pula yang mendidik dengan penuh ketegasan. Meski semua itu berbeda-beda, namun pengorbanan dan tujuan seorang ibu tetaplah sama, yaitu memberikan kasih sayang demi kebaikan sang anak. Seperti dalam penggalan sajaknya,

"Setiap kali aku tersilap, ia hukum aku dengan nasehat. Setiap kali aku kecewa, dia bangun di malam sepi untuk bermunajat. Setiap kali aku dalam kesakitan, dia obati aku dengan penawar dan semangat."

 Puisi ibu karya Chairil Anwar, puisi yang bertemakan ibu ini adalah salah satu karya dari penyair indonesia yaitu Chairil Anwar, karya-karya nya yang sealu dijadikan sebuah pedoman dari generasi ke generasi terutama penerus bangsa, dan karya-karya nya selalu dikenang. Dan bahkan banyak anak muda yang menggunakan puisi-puisi karya Chairil Anwar dengan maksud untuk mengekspresikan perasaan yang sedang dialami. Puisi-puisi ciptaan Chairil Anwar cukup banyak beragam, mulai dari kisah percintaan, situasi Negara, refleksi diri sendiri, hingga kecintaan terhadap keluarga.

 Puisi "Ibu" karya Chairil Anwar sangat menyentuh hati sehingga bagi orang yang membacanya akan membuat mata berkaca-bekaca yang disebabkan mirisnya kata-kata yang sangat menyentuh hati kita yang mengingat besarnya pengorbanan seorang ibu kepada sang anaknya. Karya yang dihasilkan oleh Chairil Anwar tidak diragukan lagi banyak hasil karyanya yang dicari oleh orang-orang yang menyukai karya sastra.

 Dalam Puisi "Ibu" karya Chairil Anwar memberikan banyak pilihan kata yang terlihat biasa saja dan terkesan memiliki kata-kata yang biasa digunakan dalam kesehariannya. Tetapi pada puisi "Ibu"ini si pengarang membungkus kata-kata dalam puisi tersebut dengan menggunakan bukan arti kata yang sebenarnya, yang terdapat pada kalimat.

Pernah aku ditegur

Katanya untuk kebaikan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun