Nama kelompok
Aida 2003010059
Seli Ferwani 2003010056
Radilla Agustina 2003010058
Membaca adalah proses membuka jendela dunia, melihat wawasan yang ada, dan menjadikan salah satu cara untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya. Keterampilan membaca diperlukan agar dapat memahami pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis secara cepat dan memahami isi bacaan dengan tepat. Oleh sebab itu, membaca merupakan salah satu bagian penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia, karena dapat dijadikan sarana dalam mengembangkan wawasan keilmuan. Maksud dan tujuan yang akan dicapai dalam membaca akan dapat dimengerti dengan sempurna dan tepat bila pembaca dapat memahami isi yang tertuang dalam bacaan tersebut. Oleh sebab itu, bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seseorang pembaca agar mampu memahami materi yang dibacanya. Tujuan umum orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Sedangkan tujuan khusus adalah bermacam-macam sesuai dengan kepentingan pembaca.
Terkadang, seorang pelajar atau siswa sekolah belajar dengan satu cara, yakni, membaca materi pelajaran secara berulang-ulang. Harapannya, materi bisa di ingat dengan baik. Tapi ternyata, cara itu kurang efektif. Ada satu penelitian yang menyebut bahwa membaca berulang-ulang itu tidak efektif. Kenapa tidak efektif? Ini karena jika kamu membaca sebuah materi untuk pertama kalinya, kamu bisa banyak menyerap informasi baru. Namun, ketika materi itu di baca lagi untuk kedua atau ketiga, kamu pasti bersikap kalau kamu sudah pernah baca. Sehingga, kamu tidak sadar kalau kamu tidak memproses bacaan itu dengan mendalam. Di penelitian itu, orang yang membaca materi berulang kali justru tidak jadi lebih paham dibandingkan yang hanya membaca 1-2 kali saja.
Berikut 4 metode yang cocok untuk tingkat SMP
Latihan soal sendiri
Sebaiknya, membaca materi pelajaran sekali saja. Kemudian, kamu bisa latihan soal sesering mungkin dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada di textbook atau pertanyaan yang kamu buat sendiri. Contohnya, saat kamu belajar tentang hubungan dagang Roma dan Yunani, maka kamu berhenti sejenak dan tanya dirimu kenapa Roma dan Yunani jadi mitra dagang? Awalnya bagaimana itu terjadi? Dengan latihan soal seperti itu, otak kamu akan memahami materi pelajaran dengan efektif. Jika salah, kamu bisa memperbaikinya dan kamu akan tahu kesalahan itu.
Dihubungkan dengan sesuatu yang sudah diketahui
Cara lainnya ialah ketika belajar suatu materi yang baru kamu ketahui, coba kamu hubungkan dengan sesuatu yang sudah kamu ketahui sebelumnya. Contohnya, ketika kamu belajar Biologi dan neuron, maka akan berhubungan dengan myelin untuk menghantarkan listrik dengan cepat. Ini bisa dicontohkan dengan selang air yang dibolongi, maka air akan bocor. Sama halnya dengan neuron, jika myelin bocor maka listrik tidak bisa dialirkan dengan cepat.
Â
Materi bisa divisualkan
Jika kamu suka menggambar, maka hal ini bisa diterapkan ketika kamu belajar. Yakni dengan membuat diagram materi yang dipelajari. Ketika kamu membuat cara ini, maka kamu sudah melakukan pembelajaran yang aktif dengan menciptakan pemahamanmu sendiri. Ini akan jauh efektif daripada menelan materi yang kamu dapat.
Hindari sistem kebut semalam (SKS)
Ada banyak penelitian yang membuktikan bahwa belajar dengan sistem kebut semalam (SKS) justru membuat kamu tidak bisa meresapi materi pelajarannya. Kalaupun ingat, nanti kamu cuma akan ingat saat kamu ujian saja tetapi sehabis ujian maka akan lupa lagi. Lebih parahnya lagi kamu malah tidak akan paham. Untuk itu, agar materi bisa benar-benar kamu pahami maka ada baiknya kamu membaca materi pelajaran secara berkala. Bisa selama 20 menit saja. Intinya, jangan sampai kamu belajar dadakan dan memaksakan diri untuk belajar dengan waktu yang lama atau memasukkan banyak materi secara bersamaan.
Keterampilan membaca merupakan aspek keterampilan berbahasa yang esensial karena keterampilan membaca merupakan dasar untuk menguasai bahasa. Selain itu, keterampilan membaca juga merupakan hal yang penting dalam kegiatan belajar pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Oleh sebab itu, di dalam belajar salah satu yang dijadikan tolak ukur adalah pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang telah diberikan. Pemahaman tersebut meliputi aspek membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Kegiatan membaca pada dasarnya menuntut siswa untuk mampu memahami apa yang dibacanya, memperoleh informasi yang dibaca baik lisan maupun tertulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H