Mohon tunggu...
Aida Fitria
Aida Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Jangan lupa bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pendidik dalam Membentuk Budaya Kelas Positif

25 Juni 2024   23:00 Diperbarui: 25 Juni 2024   23:01 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan Islam ini tidaklah hanya terfokus pada transfer knowledge dan pemahaman mengenai agama saja lebih dari itu, tujuan yang ingin dicapai ialah sejatinya untuk menanamkan taqwa dan akhlakul karimah hingga nantinya akan terbentuk peserta didik dengan berkepribadian muslim seutuhnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan Islam peran seorang guru menjadi bagian terpenting untuk dapat memastikan keberhasilan dan kesuksesan peserta didik didalam aktifitas belajar tersebut. Seorang guru harus bisa menciptakan suasana dalam lingkungan belajar dengan sebaik mungkin.

Al-Qur'an dan Assunnah juga telah banyak menjelaskan terkait ketentuan-ketentuan dalam mendidik dan membina kepribadian siswa melalui pendidikan. Hal tersebut dilakukan dengan pendekatan-pendekatan positif melalui bimbingan dan arahan serta pengembangan potensi yang dimiliki oleh siswa dengan berpedoman pada syari'at Islam (Tujuh, 2019). Namun realitanya, dalam proses pendidikan khususnya pembelajaran dikelas, beberapa masih ditemui strategi yang keliru dengan diterapkannya pendidikan dengan kekerasan dan paksaan berlebihan. Ketika seorang siswa melakukan penyimpangan ataupun kesalahan seharusnya guru dapat mendisiplinkannya atau memberi hukuman dengan menggunakan metode dan strategi yang tepat, bervariatif tanpa harus bermain fisik namun mendidik.

Pendidikan yang efektif dan inklusif akan tercipta apabila kondisi lingkungan belajar juga mendukung. Dalam Islam, budaya kelas positif ini merujuk pada suatu lingkungan pembelajaran yang berpedoman pada nilai-nilai ajaran Islam dan berusaha untuk dapat menciptakan suasana yang mendukung untuk perkembangan spiritual, akademik serta sosial siswa. Budaya positif ini tidak hanya fokus pada pembelajaran akademik yang baik, akan tetapi juga harus dapat menumbuhkan dan memperkuat akhlak, moral dan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari dikelas. Sebab proses pertumbuhan seorang anak agar dapat menjadi manusia yang berkualitas itu dibutuhkan lingkungan yang positif. Al-Qur'an sebagai firman Allah juga berbicara mengenai pendidikan termasuk lingkungan Pendidikan (Husaini, 2022).

Untuk membangun budaya positif tersebut ada beberapa fokus atau penekanan yang harus diperhatikan seorang guru dalam setiap pelaksanaan strategi pembelajaran, yaitu melalui prinsip-prinsip strategi pembelajaran sebagaimana yang diteladankan dari Nabi Muhammad Saw. diantaranya:

  • Prinsip Hikmah, yaitu seorang pendidik harus mampu untuk konsisten mengarahkan peserta didik untuk dapat beriman kepada Allah Swt dengan melalui cara yang lemah lembut. Sebagaimana yang dijelaskan didalam Al-Qur'an dalam surat An-Nahl ayat 125

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk". (Q.s An-Nahl : 125)

  • Prinsip Mau'idha Hasanah, dimana dalam prinsip ini ditekankan dan difokuskan dengan melalui keteladanan dari seorang pendidik dalam memberikan pengetahuan kepada peserta didik, dengan menggunakan ucapan yang lemah lembut serta mengandung beragam faedah. Dengan begitu tidak akan adanya rasa takut pada diri mereka (orang yang didakwahi). Sebagaimana dijelaskan didalam Al-Qur'an dalam surat Ali-Imran ayat 159:

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya". (Q.s Ali- Imran : 159)

  • Prinsip Jadal, yaitu dengan cara berdiskusi untuk dapat menemukan suatu kebenaran (tabayyun) dalam sebuah proses pembelajaran. Jadal ini merupakan suatu tahapan untuk mengasah serta mengolah fikiran dan hati peserta didik.

Maka untuk membentuk budaya positif didalam kelas ketika pembelajaran jangan pernah membina dan mendidik anak-anak dengan rasa takut ataupun paksaan yang mereka tidak pahami. Sebab jika hal tersebut dilakukan, tanpa sadar anak akan berfikir bahwa suatu kebenaran itu diajarkan dengan paksaan dan kekerasan. Sebisa mungkin setiap guru harus dapat membangun lingkungan belajar yang positif bagi siswanya, salah satu caranya dengan menerapkan prinsip tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun