Mohon tunggu...
Aida Najma Chumaira _PWK_UNEJ
Aida Najma Chumaira _PWK_UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Jember Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Tani Pekarangan Upaya Menambah Penghasilan Keluarga Prasejahtera

14 September 2022   12:05 Diperbarui: 14 September 2022   12:16 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan tani pekarangan adalah gerakan bertani atau beternak dengan berbagai pilihan media. Dalam Bertani media yang bisa digunakan misalnya pekarangan, polybag, hydroponic, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam beternak media yang dapat digunakan misalnya kandang, kolam, sangkar, dan media beternak sederhana lainnya. Dengan memanfaatkan lahan sesempit mungkin disekitar rumah namun dengan bimbingan instensif penyuluh pertanian diharapkan mendapatkan hasil semaksimal mungkin. Lahan pekarangan untuk Gerakan tani pekarangan, antara lain tanah pekarangan, tanah kosong dekat rumah, teras rumah, halaman rumah, longkengan, dag atau diatas genteng, dan bagian halaman kosong belakang rumah.

Tujuan Gerakan tani pekarangan ini pada utamanya untuk menambah penghasilan keluarga prasejahtera setiap bulannya, kemudian mencukupi kebutuhan asupan nutrisi keluarga dimana hasil tani pekarangan tersebut dapat dikonsumsi guna menghemat pengeluaran belanja sayur harian, serta memaksimalkan penggunaan lahan minimalis yang tersedia di sekitar rumah penduduk. 

Gerakan tani pekarangan berprinsip pada 3 hal yakni modal sekecil-kecilnya namun memiliki hasil sebanyak-banyaknya, lahan sekecil-kecilnya menghasilkan produk yang sebanyak-banyaknya, dan inovasi dalam budidaya yang efektif efisien serta berorientasi pada hasil. Siapa saja sasaran Gerakan ini? Sasaran utamanya adalah warga prasejahtera yang dalam kesempatan ini kita berbicara mengenai masyarakat penerima bantuan BLT, warga penerima bantuan sembako non-PKH, warga penerima bantuan PKH, kelompok tani serta kelompok wanita tani BUMDes, dan masyarakat umum. 

Tanaman yang dapat ditanam tentunya adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, tanaman yang bisa ditanaman di lahan sempir pekarangan dengan hasil yang menguntungkan sehingga dapat menunjang ekonomi keluarga. Contohnya bawang merah, jahe merah, papaya California, porang, jamur tiram, pakcoy, selada, dan lain-lain. Sedangkan pada usaha ternak yang dilakukan tentunya bernilai ekonomi tinggi juga dan mudah dibudidayakan di laham sekitar rumah tetapi harus dikandangkan dan jangan diumbar. Contohnya ayam, kelinci, marmot, budidaya ikan dalam kolam kecil atau ember.

Lalu, bagaimana upaya peemerintah untuk mewujudkan program pemberdayaan desa ini agar mendapatkan hasil yang maksimal? Pertama diperlukan adanya bimbingan teknis. Bimbingan teknis berisi Teknik-teknik budidaya pertanian tani pekarangan atau peternakan rumah tangga mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pascapanen, dan pemanfaatan output yang dihasilkan dari kegiatan ini. Kedua, pembimbingan program yakni para coordinator PKH, BPNT, PLD sesuai dengan pengelompokannya memberikan bimbingan intensif tentang ekonomi tani pekarangan. Sejak perencanaan ekonomi tani pekarangan atau peternakan rumah tangga, berapa modal yang diperlukan?, berapa hasil yang didapatkan?, penggunaan dana keuangannya untuk apa saja?, dan saving modal untuk kegiatan selanjutnya.

Bagaimana langkah pemerintah untuk mewujudkan sukses menyejahterakan perekonomian masyarakat melalui kegiatan tani pekarangan ini? Pemerintah pertama akan mengumpulkan para penerima BLT, PKH, dan Non-PKH di susun atau desa yang menjadi sasaran program ini. Selanjutnya dibuat kelompok yang berisikan 20 orang anggota kelompok. Dalam pembentukan kelompok ini, antara Penyuluh Pertanian,PKH, TKSK, dan Pendamping Desa wajib malakukan koordinasi sehingga dapat dibatasi jumlah anggota dalam kelompok masing-masing desa terkait dengan efektivitas monitoring dan pengendalian agar tidak ada anggota ganda di kelompok ini dan ada di kelompok yang lainnya. Kemudian warga bersama pembimbing dari desa menentukan dimana lokasi tani pekarangan ini akan dilakukan, dalam hal ini warga dapat meminta bimbingan kepada penyuluh pertanian mengenai kegiatan perencanaan misalnya jenis tanaman yang akan ditanam, media tanam, pembelian bibit, dan jumlah tanaman yang akan ditanam. Setelah perencanaan ini selesai dilakukan maka Langkah selanjutnya adalah bergotong-royong untuk melakukan penanaman serta pemeliharaan. Kemudian, stelah masa panen dapat membagi hasilnya sesuai dengan kesepakatan yang ada dan Ketika terdapat sisa hasil panen dapat menjualnya yang kemudian hasil dari penjualan tersebut dapat dijadikan modal kembali sehingga nantinya dapat mengembangkan tani pekarangan yang lebih mau serta menghasilkan panen dengan jumlah yang lebih besar lagi. Dalam hal ini BUMDes menjadi motivator usaha yakni wajib memberikan bimbingan teknis dibidang pemasaran, dan perekonomian tani pekarangan atau peternakan rumah tangga.

Perancangan konsep program kerja Kementrian Desa ini yang dirasa sudah maksimal dan sudah melalui banyak kajian maupun evaluasi ternyata masih belum sempurna dalam pelaksanaannya. Lantaran dibeberapa desa masih terdapat tani pekarangan yang sekarang malah tidak terawatt dan terbengkalai. Hal ini menimbulkan mata tidak enak memandang lingkungan sekitar yang ada. Kurangnya perhatian masyarakat untuk memelihara lokasi tani pekarangan dan peternakan justru malah merusak lingkungan yang ada. Rumput liar yang tidak dicabuti secara rutin, tidak dilakukan penyiraman tanaman secara rutiin sehingga membuat tanaman mati, dan daerah kandang ternak yang tidak dibersihkan secara berkala menimbulkan bau yang tidak sedap. Dari awal kegatan yang bertujuan menyejahterakan masyarakat ini justru akhirnya malah terkesan membuang dana. 

Sejumlah dana diturunkan untuk membantu pengadaan tani pekarangan ini menjadi terbuang. Bukanya menimbulkan dampak positif tapi justru malah menimbulkan dampak negatif. Dalam hal ini seharusnya desa lebih memantau kembali akan berjalannya program kerja dari pemerintah daerah ini. Bimbingan terkait penyuluhan akan pertanian dan peternakan harusnya dilakukan secara rutin agar nantinya para warga dapat etrbuka tentang program kerja ini. Tidak hanya mendapatkan ilmu mengenai Teknik Bertani dan beternak yang mudah, sederhana, serta efisien tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakan akan pentingnya melakukan pemeliharaan akan lingkungan sekitar. Agar nantinya output yang dihasilkan dari program tani pekarangan dan peternakan rumah tangga ini maksimal dan dapat membantu perekonomian keluarga prasejahtera. Kecamatan agar membentuk Tim Koordinasi yang terdiri dari Penyuluh Pertanian, Pendamping PKH, Pendamping TKSK, dan Pendamping Desa yang bertugas mengorganisasikan kegiatan ditingkat desa. Sedangkan desa sebagai unsur pemerintahan agar menjadi komandan di desa untuk memudahkan berbagai kelompok kegiatan tani pekarangan baik yang berasal dari PKH, TKSK Gapoktan, dan masyarakat penerima BLT. 

Pendamping Desa agar melakukan akselerasi di lapangan serta menjadi penanggung jawab utama. Sedangkan Penyuluh Pertanian PKH, TKSK, dan Pendamping Desa menjadi pemberi solusi yang hebat terkait dengan tujuan menyelesaikan masalah teknis yang kemungkinan akan terjadi di lapangan. Nantinya pelaporan dikoordinir oleh Pemerintah Desa dan Pemerintah Kecamatan sagar nantinya dapat dijadikan bahan evaluasi terkait untuk kemajuan program kerja tani pekarangan dan peternakan rumah tangga sehingga kedepannya dalam pelaksanaan program ini di desa atau daerah lain dapat memberikan dampak positif serta meminimalisir dampak negatif yang dapat terjadi. Tak lupa dengan adanya laporan yang diberikan sebagai bahan evaluasi ini nantinya akan lebih menyejaterakan masyarakat desa secara merata bukan hanya terfokus pada keluarga prasejahtera saja tetapi juga untuk seluruh masyarakat desa secara umum.

Kedepannya diharapkan masalah ekonomi yang terjadi di berbagai desa dan wilayah dapat segera teratasi melalui upaya tani pekarangan ini sehingga tercipta kehidupan sosial sejahtera dengan ekonomi yang tercukupi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun