Mohon tunggu...
Nazia Kireinazia
Nazia Kireinazia Mohon Tunggu... Penulis - seorang gadis

seorang yang tak pernah sekolah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

ANggur Satan

9 September 2015   08:13 Diperbarui: 9 September 2015   08:22 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

by aicweconan

Orang-orang berseru tanpa arti.
Seruan tuhanmu, Tapi tuhan tak mendengarnya.
Orang-orang berseru tentang makna.
Seruan iblis, iblis mendengarnya

Hati-hatilah pada sang tuhanmu.
Karena ia akan menghunuskan pedang padamu.
Sambutlah satan yang menyelamatkanmu.

Tuhanmulah yang menuntunnya ke arah satan.
Kau hancurkan rumahnya, kau bunuh penjaganya, kau nodai ia.
Satanlah yang menyabutnya dengan senyuman.
Ia dibangunkan rumah, ia dijaga, dihormati.

Jangan salahkan ia jika menjadi abdi satan,
Ini adalah salahmu yang egois.
Salahmu yang tak mau berbagi kebaikan tuhan.
Salahmu yang tak mau mendengar seruan than tentang bertapa baiknya ia pada semua manusia.

Pada akhirnya satan merebut hati manusia dengan tersenyum bangga.
Dirimu dan dirinya telah menjadi budak sang pembangkang tuhan.

Satan menyebar anggur-anggur yang mirip dengan anggur yang tuhan turunkan ke dunia.
Hanya orang-orang berakalah yang bisa membedakannya.
Dan dirimu bukan golongan orang-orang berakal.

Kau kehausan ketika berjalan di pandang pasir dan anak satan pun menghampirimu dengan segelas anggur yang harum, menggoda.
Anak satan berkata. “ini adalah anggur tuhan yang menyegarkan dan tidak memabukkan, Minumlah.”
Mulanya kau ragu tapi kau terlalu haus dan tak bisa membeda anggur itu dengan anggur tuhan, kau meminumnya

Kau mabuk hingga tak bisa bedakan seruan tuhan dan sang pembangkang.
Kau melakukan apa yang tuhan tak suka, kau berkata semua itu demi tuhan.
Kau menyakiti calon abdi tuhan hingga ia menjadi abdi satan.

Ia adalah calon abdi tuhan. Tapi kau adalah abdi satan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun