Baru kemarin ...
Lisanmu penuh makna berucap doa untukku,
Tanganmu merengkuh segala keluhku,Â
Jemari lembutmu mengusap air mataku,Â
Ragamu menyambut kerapuhanku,
Rasanya ...
Kau masih di sini saja,Â
Aromamu, suaramu, tatapanmu, senyumanmu, kesedihanmu ...
Semua kenangan tentangmu...
Memenuhi ruang limbikku, bersemayam dalam jiwaku
Mana bisa ...terhapus begitu saja
Kini ... aku hanya bisa membayangkan saja,
Bahwa sosokku tak berarti tanpamu,Â
Doamu, bimbinganmu, semangatmu ...
Adalah wujudku saat ini.
Maka hanya untaian doa terbaik dari semua doa terbaikku selama ini...
Kupersembahkan untukmu wahan Ummi...Ummi...Ummi...
Ummi ... Ummi ... Ummi ...
Andai tak ada sunnah yang menuntunku,
Aku tetap menyebutmu...
Andai tak ada jiwa semesta menghujatku...
Aku tetap mengagumimu   ...
Tanpa berkoar, tanpa statu, bahkan tanpa bernyali ...
Karena Sang 'Alim Yang Maha Tahu ...
Betapa ... ku tak sanggup tak menyebutmu dalam doa-doa malamku
Tak sekedar saja untukmu, Ummi ...
Ummi ...
Guratan senyum kau sematkan dalam jiwaku
Saat Sang Terkasih Meraihmu denagn Cinta-Nya..
membiarkanmu menyusul kekasihmu ... Abah ...
Umi dan Abah ... Kini tak terpisahkan lagi ...
Mendapatkan tempat terbaik di Sisi-Nya ...
Aaaamiiin ...
Cipanas, 1 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H