Mohon tunggu...
Ai Tigapuluh
Ai Tigapuluh Mohon Tunggu... wiraswasta -

nonaktif

Selanjutnya

Tutup

Puisi

'Sebuah Rumah Tulisan' dan Sejumlah Penghuninya

9 Desember 2014   03:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:44 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kami kanak-kanak yang se-rembang petang menyusur sajak setapak supaya malam kami tak hambar; kami merambas pendar demi berangkat ke surau, ikut ayah-ibu kami sungkurkan wajah dan mendaras,

lalu pulang dengan senyum di wajah. kami kanak-kanak sajak yang mengingat pagi, siang, senja, dan malam kami sebelum tidur; esok pagi buta, kami pasti menyusurinya kembali.

(Sungai Buluh, 23 Januari 2014)

5. Bidadari Angin Timur

Aku tahu kau tak akan sering turun dari langit, apalagi
sepagi ini, kita bisa menyempatkan diri
berjalan-beriring terus ke barat
seperti mengejar senja yang masih berjam-jam lagi.

Aku tahu kau tak akan sering berjalan setenang ini, seperti
sengaja menikmati udara dan perjalanan yang—sepertinya
sengaja kita ciptakan.

Aku tahu kau tak akan sering
jatuh cinta tanpa keras kepala
—dan menyerapahi namaku seperti biasa.

(Sungai Buluh, 18 Februari 2014)

***

— Sebab selalu ada kemungkinan untuk pindah rumah, saya mengarsipkan dan mengepak lima puisi di atas beserta 57 lainnya—yang saya tulis dalam rentang 2010 s/d April 2014—dalam sebuah buku elektronik supaya isi dari 'rumah elektronik' saya tetap terjaga dan tidak hilang begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun