Mohon tunggu...
Ai Nurhasanah
Ai Nurhasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STEI BINA MUDA BANDUNG

Ekonomi syariah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Sang Dara Menjadi Seorang Pelukis

24 September 2021   22:25 Diperbarui: 24 September 2021   22:31 35707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pagi hari saat seorang gadis yang biasa dipanggil dengan nama Dara mengambil air untuk membuat segelas teh panas. Dara, ialah gadis yang hidup dengan sejuta mimpi di dalam sebuah rumah berdinding tinggi.

Dara merupakan gadis yang tumbuh di dalam keluarga berkecukupan, bahkan dia bisa dibilang sangat kaya. Namun sayangnya Dara tidak bisa menopang tubuhnya sendiri tanpa menggunakan bantuan kursi roda, sehingga merasa diacuhkan bahkan saat berada di istana mewah tersebut.

Dan kedua orang tua dara selalu mengacuhkan karena merasa tidak ada yang di harapkan lagi dari gadis dengan menggunakan kursi roda tersebut. sementara kakanya mungkin aja malu punya adik seperti dara.

Setiap hari dara hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar dan ia sesekali mengarahkan kursi roda tersebut ke arah taman. Gadis yang masih berusia 17 tahun tersebut sangat senang dengan menggambar di tanam dan menghilangkan pikiran buruknya  yang menyesali keadaannya yang seperti itu.

Suatu hari dara yang jatuh dari kursi roda, namun tidak ada seorangpun tidak ada satu pun di rumah tersebut yang mendekat atau menolong, kecewanya hal tersebut membuat dara memiliki kekuatan untuk menggerakkan kursi roda ke arah taman kompleks berniat untuk menenangkan diri.

Saat sedang di tanam tiba-tiba dara di hampiri oleh seorang gadis seusianya dan dalam kondisi yang sama seperti dara. Gadis tersebut kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu dara dan mulai menyebut nama nya yaitu Aisyah dan mereka pun mudah akrab, mungkin mereka saling mengerti dengan kondisi masing-masing.

Beberapa menit kemudian Aisyah berkat "Dara" ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang terlahir di dunia ini dengan sempurna mungkin kita tidak bisa berdiri seperti orang lainnya. 

Tapi kita masih punya hak untuk berbahagia coba lah kamu bisa menerima kenyataan diri mu sendiri dara" lalu akhirnya gadis itu berpamitan kepada dara.

Semenjak pertemuan nya di tanam dengan Aisyah, dara memulai merenungi kata-kata yang diucapkan oleh gadis tersebut. Lalu ia berpikir bagaimana ia bisa menerima seutuhnya menerima dirinya ketika orang didekatnya  tidak mendukung sama sekali.

Lalu dara mencoba  mencerna perkataan dari Aisyah secara perlahan meskipun sering kali ia menangis ketika ia teringat bahwa ia hanya lah seorang gadis yang di acuhkan. Hal yang dipikirkan oleh Dara adalah bagaimana ia bisa mewujudkan mimpinya dengan kondisi tersebut.

Mimpi Dara yaitu ingin menjadi seorang pelukis yang karyanya bisa dipajang di dalam pameran besar. Hal yang dilakukan Dara untuk memulainya adalah rajin membuat lukisan. Dan kesibukan tersebut di lakukan dara untuk memikirkan mengenai dirinya yang selalu di acuhkan dan mulai memahami perkataan Aisyah.

Perlahan mimpi dara mulai terwujud saat diam-diam ia sering memposting lukisan nya di sosial media. Hingga suatu hari ada seseorang yang datang ke rumah untuk menemui gadis itu untuk mengajak bergabung di dalam sebuah pameran lukisan.

Lalu kedua orang tua dara terperangah mendengar ucapan pria tersebut. Karena tidak menyangka bahwa dara si gadis yang duduk di kursi roda bisa menghasilkan karya lukisan yang indah. 

Dara hanya bisa tersenyum melihat respon dari orang tua nya yang awalnya selalu mengacuhkan dirinya, dan beberapa menit kemudian dara menerima tawaran pameran tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun