"Ibu sudah sadar ? Gimana sudah merasa baikan ? " Tanya kepala bidan yang biasa dipanggil bidan Erawati itu.
Ibu hanya menjawab dengan anggukan sambil meneteskan air mata. "Bayi saya bagaimana kondisinya bu ?"
"Bayi ibu tidak apa-apa, dia sangat kuat dan mengerti kondisi ibunya. Walaupun pada saat ibu mengalami pendarahan tapi air ketubannya tidak pecah. Anak ibu kuat karena ibunya juga kuat."
Jawaban bidan itu membuat ibu tersenyum dengan masih bergelinang air mata. " Tapi ibu masih tetap harus melahirkan anak ibu karena 10 menit yang lalu air ketubannya sudah pecah. Sekarang siap-siap untuk pembukaan pertama ya bu."
"Tubuh saya masih lemas bu. Saya tidak kuat untuk neden."
"Ayo bu, ibu pasti kuat. Kasihan anaknya kalau ditahan-tahan. Dia nanti bisa kehabisan nafas. Ibu sayang kan dengan anak ibu ?"
"Iya bu bidan."
"Anak yang keberapa ini bu ?"
"Anak ke-3. Anak pertama saya baru berusia 4 tahun dan anak kedua saya 2 tahun."
"Wah jaraknya dekat ya. Kalau sudah 2 kali berarti ibu sudah pengalaman untuk melahirkan. Itu semuanya normal ?"
"Iya normal."