Hari libur bagi anak-anak desa, adalah hari faforitnya. Mereka lebih banyak menikmati hari-hari bermain di lapangan terbuka. Begitulah anak kecil, bermain sambil mempelajari hal baru.
Mereka pun bermain riang. Salah satu di antar mereka ada yang mendekat lalu melihat sebuah poster pemilu.
Saya yang sedang beraktifitas. Melihat dia yang sambil membolak balikkan poster tadi. Perlahannya diamati, lalu dibaca.
"Ketua De Pe Ce...." ucap dia perlahan.
Seusai dia membaca. Saya pun bertanya.
"Bisa dibaca semua tadi?"
"Bisa"
"Apa arti tulisan itu?"
"Ndak tahu hehe" jawabnya sambil tertawa.
Saya pun membalas tawanya.
Teringat ketika masih SD dulu. Hobinya suka membaca, tapi gak tau apa maksud bacaan itu hhh. Ternyata setelah dewasa, barulah saya memahami. Membangun literasi membaca itu bisa dimulai sejak kecil. Saya teringat lagi akan kakak senior di pesantren, sekaligus guru dan ketua majalah yang diketuai-nya. Beliau pernah bilang, bahwa sesungguhnya beliau membutuhkan kosa kata baru. Sebab dalam penulisan, terkadang kalimat itu saja yang diulang-ulang dalam penggunaannya. Maka guna membangun kekaliberan dalam menulis. Beliau sempatkan membaca koran.
Kurang lebih begini yang masih saya ingat:
"Aku iku seneng moco koran Zak. Ora kok pengen weruh beritane ae. Tapi yo pengen nambah kosa kata anyar" ucapnya saat membaca koran di sebelah saya.
Dari dua pengalaman di atas. Saya memahami bahwa membaca itu penting. Tapi juga tidak kalah pentingnya menulis. Sebab dengan menulis, kita bisa berbicara lewat tulisan dengan gaya bicara yang baru.
Semoga saja guru saya ikut membaca tulisan ini. Agar kiranya bisa memberi tulisan balasan guna menambah kosa kata bahasa saya. Sekian.
Alhamdulillah.
Tabik. 07 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H