Mohon tunggu...
Ahmad Zaki Alwy
Ahmad Zaki Alwy Mohon Tunggu... Guru - Seorang Santri yang Tak Kunjung Pintar

وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untuk yang Mengetahui Kesalahanku

5 Maret 2019   19:14 Diperbarui: 5 Maret 2019   19:38 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk-mu yang "mungkin" telah Mengetahui Kesalahanku; Bacalah.

Untuk sesiapa saja yang ketika bertemu dengan ku, mempunyai anggapan akan kebaikan ini. Terimakasih atas perasangka baiknya. Untuk sesiapa saja yang pernah merasakan secangkir kopi bersama, yang mengira aku adalah manusia baik. Sekali lagi terimakasih atas perkiraan baiknya itu.

Sungguh di dalam diri ini terdapat banyak sekali kesalahan dan kekurangan di masa lalu, masa di mana aku dan kamu/kalian sebelum bertemu. Atau bahkan semasa kenal kita lalu di tengah perjalanan itu kau temukan keburukanku.

Kau tahu kawan, aku tak kan marah kepadamu atau kepada orang yang memberi tahu kabar buruk dari ku di masa lalu. Tidak sama sekali.

Malah aku tersenyum. Bila kau berada di hadapan ini, akan ku katakan padamu:

"Sesungguhnya apa yang dia katakan hanya sedikit dari sekian banyak kesalahanku yang Allah tutupi. Begitu sayangnya Allah ke aku, hingga kesalahan di masa lalu, tidak tercium di masa depan. Aku bersyukur bila ada seseorang yang mengintip kesalahan lalu ku, kemudian menceritakan kepadamu dan dengan pandangan heran, kau menatapku. Ya aku sungguh bersyukur. Sebab ketika aku diingatkan akan celah itu di masa lalu, aku semakin yakin untuk terus membenahi diri yang serba kekurangan ini.

Aku tahu, kau mungkin dengan pandangan ketidak percayaan-mu kepadaku mulai timbul. Namun siapa yang di zaman ini tidak mempunyai masa lalu? Bukankah selama dia statusnya manusia tetap terdapat khilaf? (kecuali para nabi).

Mungkin saja kau mempunyai banyak kekurangan, namun di saat bersamaan Allah tutup semua kesalahan itu. Dan di suatu hari, tiba-tiba keburukanmu tercium oleh orang yang hasud akan diri mu. Bagaimana persaan yang kau alami?

Oh tidak tidak, aku tak menyuruhmu untuk galau. Senyumi saja, dan katakan padanya bahwa yang kau bicarakan itu, hanyalah sedikit dari sekian banyak kesalahanku yang belum kau ketahui. Maka berilah dia hadiah berupa rasa terimakasih mu kepadanya, disebabkan masih ada yang memberi perhatian buruk kepadamu

Bukankah ulama zaman dahulu senang bila ditunjukkan kesalahannya? Ya dia tak perlu lagi mencari-cari kesalahannya, toh sudah ada yang mencarikan : ). Sederhana bukan?

Tapi untuk menjadi yang lebih baik, itu adalah pilihan. Meninggalkan masa lalu yang suram untuk meraih masa depan yang gemilang. Biarlah seseorang mengorek-ngorek masa lalu mu, toh kau sudah tidak hidup di itu. Kau yang sekarang, adalah hidup di masa yang akan datang.

Sekian.

Mamuju, 02 Februari 2019

Alhamdulillah

Wallahu a'lam bishowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun