Mohon tunggu...
Ahyarros
Ahyarros Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menghidupkan Cahaya Hati di "Little India"

23 September 2017   20:51 Diperbarui: 25 September 2017   03:51 2872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Little india, Singapura (Foto Ahyar ros)

Semangat Deepavali saya gai dari dari Sri Veeramakaliamman Temple di pertemuan Seragoon Road dan Belilios Lane. Setelah beringsut dari kepadatan umat, saya menjajaki kaki memasuki kuil tertua dan teramai yang berdiri sejak tahun 1881. Di dalam kuil, umat mendatangi tiap altar yang dihuni para dewa diterangi diyas dan lampu ghee yang dilayani pendeta Hindu dengan pakaian dan rambut khasnya.

Deepali diwarnai banyak legenda. Di antaranya, perayaan atas kembalinya Rama dari 14 tahun pembuangan. Rakyat Ayodhya menyatakan kegembiraan atas kembalinya sang raja dengan menghiasi kerajaan dengan diyas dan membakar petasan. Perayaan kemenangan kebaikan atas kejahatan, terang atas kegelapan.

Saya membeli coconut arachanai dengan harga 1,5 dolar Singapura pada pengurus kuil dan sekantung bola-bola manis dan kacang-kacangan. Saya perhatikan umat berdoa, dan menyerahkan kwitansi beraksara Hindu pada pandita, yang kemudian berdoa pada mereka, menyentuh kepala mereka, memberikan air suci, lalu membagikan sebuah dari gunungan pisang melambangkan Bukit Govardhan yang diangkut Krisna yang masing-masing dialasi daun sirih dan anggrek bagi umat.

Si altar Dewi Lakhsmi, umat menuang susu segar yang dibawa dari rumah ke sebuah tong besar. Deepavali menandai akhir musim panen di sebagaian besar India pada hari cerah di akhir musim hujan, perayaan terakhir seblum musim dingin. Lakshmi melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan, restunya menyirami tahun berikutnya.  Ada legenda doa dalam Lakshmi. Hari itu muncul Lakshmi dari Krisna Sagar, lautan susu, selama masa bergejoknya samudra manthan. Ternyata susu itu dibagikan bagi umat, saya ikut mangantar di luar kuil untuk yoghurt, nasi yang di masak dengan susu. Sedap dan gurih.

Hari itu adalah latihan adalah untuk bermurah hati, berbagi, bertukar hadiah, saling memaafkan, menjadi lebih baik dari hari kemarin. Sadar untuk meraih cahaya hati, seperti yang diisyaratkan Deepavali. Selain di rumah, seperti keramaian yang terlihat di Zhujiao Food Center di Tekka Center, beberapa meter dari MRT Little India sepulang mereka dari kuil. Permulaan yang baik bagi tahun yang baik.

Hari sudah terlihat Nampak sore. Sore itu pun saya bergegas menuju MRT Little India menuju kampung Bugis, tempat saya menginap. Catatan ini, saya tulis ketika mengunjunggi Singapura setahun lalu dalam rangka mengikuti Conference di National of Singapore (NUS).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun