Di Desa Rempek, kelompok ternak, Pelita sedang membangunan Demoplot Biogas dan memanfaatkan bioslurry (ampas biogas dari hasil pengolahan kotoran ternak tanpa proses), untuk energi rendah emisi. Pembangunan demoplot biogas ini telah menyelesaikan proses perbaikan sanitasi kandang sapi kelompok dan pembangunan dua unit digester biogas (mesin untuk melumatkan kotoran ternak) dengan ukuran 12 kubik untuk penerangan lampu.
Desa Rempek terletak desa pesisir Kabupaten Lombok Utara (KLU), Nusa Tenggara Barat (NTB). Desa Rempek terbagi dalam katagori daerah, yaitu wilayah pegunungan yang diapit dua gugusan perbukitan membentang antara kawasan hutan di Kecamatan Bayan dan wilayah hutan di Kecamatan Pemenang. Sedangkan daerah pesisir pantai adalah wilayah yang terletak diantara dua bentangan kawasan pesisir pantai di pesisir pantai di Kecamatan Tanjung, dan bentangan wilayah pesisir pantai Kecamatan Bayan.
Secara administrastif Desa Rempek terbagi dalam 16 dusun, antara lain, Dusun Kuripan, Busur, Rempek, Solok, Telaga Maluku, Sejuik, Lempenge, Duria, Pancor Getah, Busur Barat, Dasan Dangar, Jelitong, Montong Pall, Dasan Banjar, Rempek Timur dan Solok Atas. Mata pencaharian masyarakatnya masih didominasi oleh sektor pertanian 48 persen dan sekitar 14 persen, sisanya sebagai petani buruh tani dan beternak sapi.
Kebutuhan akan sumber protein hewani yang semakin tinggi, Â dinilai menjadi salah satu peluang oleh para peternak di Dusun Lempenge, Desa Rempek dengan usaha beternak sapi secara bersama-sama melalui pengelolaan kandang kolektif.
Para peternak ini tergabung dalam kelompok tani ternak "Pelita". Sampai saat ini kelompok tani ternak Pelita telah memiliki sekitar 250 ekor sapi, yang dikelola secara bersama-sama kelompok. Tiap anggota memiliki antara tiga hingga 7 ekor sapi. Secara keseluruhan ternak ditempatkan pada satu kandang sapi kelompok.Â
Kandang ternak masih terbuat sederhana, beratapkan daun kelapa dan beralaskan tanah, sedangkan sanitasi atau kebersihan kandangnya masih dikelola ala tradisional. Dari cerita pak Amin ketua kelompok ternak, Pelita menceritakan pada saya, "Pengelolaan ala tradisional didapatkan sejak lama, model beternak Desa Rempok semi tradisional, hingga kandang dikelola seadanya," Tutur pria tiga orang anak ini. Â
Pengelolaan kotoran ternak sapi dan penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian dan perkebunan akan berdampak pada kerusakan ekosistem lautnya. Melalui serangkaian kegiatan pembangunan demoplot biogas, "Diharapkan dapat mencegah pelepasan emisi dari gas metan dan dapat melindungi tercemarnya ekosistem laut," Tambah ketua kelompok Ternak Pelita ini.
Pembangunan demoplot biogas dan pemanfaatan bioslurry. Pembangunan demoplot biogas di Desa Rempek, hingga kini telah menyelesaikan proses perbaikan sanitasi kandang sapi komunal dan pembangunan dua unit digester biogas dengan ukuran 12 Â kubik. Melalui kegiatan perbaikan sanitasi kandang sapi kelompok, masyarakat di Desa Rempek mulai tersadar akan pentingnya kebersihan kandang bagi kesehatan ternak sapi-nya, dan dengan pembangunan digester biogas,
"Para peternak kelompok Pelita, telah mulai memahami manfaat lain dari kotoran ternaknya bagi kebutuhan memasak dan penyediaan pupuk yang begitu besar bagi kegiatan pertaniannya," Tutur Deni Irawan anggota ternak Pelita.
Pembangunan demoplot biogas Desa Rempek saat ini telah difasilitasi untuk dapat masuk menjadi program perencanaan dan kegiatan pembangunan desa (RPJMDes). Pelibatan masyarakat dan dukungan dari pihak desa dalam pembangunan demoplot biogas ini akan menjadi hal yang penting, dalam menjamin keberlanjutan kegiatan rendah emisi diwilayah pesisir, khususnya di Desa Rempek.
Belajar dari desa Rempek
Harga bahan bakar minyak di saat ini semakin lama kian naik, hal ini menyebabkan krisi ekonomi di penjuru dunia. Melihat kondisi kenaikan ini, seharusnya pemerintah kita perlu membatasi dan penghematan pemakaian bahan bakar, agar kelangkaan tak terhadap bahan bakar tak terjadi. Namun belakangan ini, dari pelosok-pelosok muncul energi alternatif yang digunakan sebagai penganti bahan bakar dan saat ini sedang mengalami banyak diminati "Biogas".
Biogas dianggap menjadi sumber energy terbarukan,ini karenakan bahan-bahan yang sering diproduksi akan membentuk limbah. Biogas punya manfaat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, terutama dari pemenuhan energy terbarukan, baik itu energi rumah tangga, hingga keperluan industri berskala besar.Â
Selain manfaat, biogas juga memiliki efek lingkungan yang akanmennjadi lebih bersih, menjauhkan diri dari berbagai macam penyakit, rasa nyaman dan aman karena limbah sampah telah berkurang. Sedangkan manfaat biogas dalam meningkatkan kualitas udara. Saat ini, kondisi sangat buruk. Bahkan untuk metode penerapan uji emisi euro 4 pun belum bisa menutupi buruknya kualitas udara.
Dengan memanfaatkan energy biogas, maka komposisi asap dan karbon bisa dipengaruhi kualitas udara akan bisa dikurangi dengan cara signifikan dalam mempengaruhi kualitas udara. Salah satu keuntungan tidak memberikan polusi pada udara. Produksi biogas tidak memerlukan oksigen, dan mengunakan bahan bakar. Belajar dari kelompok ternak Pelita, yang memanfaatkan biogas sebagai energi terbarukan untuk memenuhi energi listrik dirumah tangga, membuka mata kita untuk pemanfaatan biogas sebagai energi terbarukan. Â
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis energi terbarukan #15HariCeritaEnergiTerbarukan oleh Kementerian ESDM Republik Indonesia (RI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H