Mohon tunggu...
Ahyarros
Ahyarros Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mereka Inovator yang Melibas Para Pionir

29 Agustus 2017   22:20 Diperbarui: 30 Agustus 2017   07:06 3805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar saja. Setelah iPad rilis di pasaran, tren dunia komputer berubah. Dunia dilanda euforia tablet. Hampir semua pabrik komputer pasti meluncurkan produk tablet pc. Tidak hanya melahirkan tren teknologi baru, iPad disebut-sebut telah mengubah gaya hidup masyarakat "Inovasilah yang membedakan antara pemimpin dan pengikut," Kata Jobs (Kutipan Buku Biografi Jobs).  

Mark Zuckerberg dan Bill Gates setali tiga uang. Baik facebook maupun Microsoft juga bukan pionir di bidangnya. Tapi merela sukses menginovasikan ide-ide besarnya yang telah lahir sebelumnya untuk menjadi sesuatu yang lebih baik. "Kebanyak orang berpikir kesuksesan bisnis adalah tentang ide, padahal bukan. Bagian yang terberat adalah mengamati apakah ide tersebut bisa diterapkan,kemudian melakukan persiapan untuk mengekseskusi ide tersebut," Mack Cuban Chairman AXS TV.

Konglomerat dari garasi

Satu benang merah yang kerap dijumpai pada orang-orang inovatif dan kreatif yang sukses, seperti yang dituis buku The Myths of Innovations, adalah kegigihan dalam merintis usaha dari nol. Seperti terlihat pada para legenda dunia teknologi komputer yang hampir semua memulai dari hal kecil, dengan modal pas-pasan.

Tengok saja Mark Zuckerberg membangun facebook dari kamar bilik asrama waktu kuliah di Harvad University. Steve Jobs dan Steve Wozniak mengawali Apple dari garasi ayah Jobs. Begitu pula Larry Page dan Sergey Briny nag membangun Googlle dari garasi milik teman.

Kisah Jobs, misalnya. Pada tahun 1971, dia masih berumur 16 tahun bertemu Wozniak, 21 tahun. Keduanya sama-sama punya keinginan untuk mengubah komputer berdesain kotak besar yang hanya dipakai oleh perusahan-perusahan menjadi lebih kecil, sehingga dapat digunakan oleh orang biasa dirumahnya. Maklum waktu itu tidak ada perusahan yang melakukan demokratisasi komputer agar dapat digunakan lebih mudah.

Tapi keduanya terbentur modal. Jobs tidak menyerah. Agar bisa hemat. Ia mengunakan garasi ayah angkatnya dikawasan Palo Alto, California, Amerika Serikat. Selain itu, pria keturunan Suriah ini juga rela menjual barang-barang berharganya, seperti kalkulator dan Mobil VW Combi untuk tambahan modal. Bahkan, karena dirasa kurang cukup, Jobs sampai memulung barang-barnag bekas.

Perjuangan Jobs tidak sia-sia. Setelah berulang kali mengalami kegagalan dalam pesakitan, akhirnya dia berhasil menciptakan komputer rumah pertamanya yakni Apple inc. Cerita hampir sama juga terjadi pada Page dan Brin. Saat memutuskan untuk serius membesarkan Google, keduanya kebingungan mencari tempat berkantor. Idealnya adalah menyewa perkantoran.

Sayangnya, uang di kantong tidak mencukupi. Walhasil, mereka menyewa garasi rumah salah satu temannya. Pada masa-masa awal berdirinya perusahaan, orentasi Page dan Brin bukanlah uang. Mereka hanyalah ingin membuat sesuatu produk yang lebih bermanfaat bagi orang banyak.

Berani "gila"

Banyak perusahan besar menjadi lengah dan lupa berinovasi. Hal itu dihindari oleh Google. Meskipun telah Berjaya, Google terus memupuk budaya inovasi di lingkungannya. Setiap karyawan di perusahan ini dituntut berpikir dan melakukan hal-hal gila atau tidak biasa. Jika tidak melakukan hal-hal gila, maka, meraka akan dikatakan melakukan hal-hal salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun