Mohon tunggu...
Ahyarros
Ahyarros Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ramadhan dan Kesederhanaan Kita

13 Juni 2016   22:39 Diperbarui: 13 Juni 2016   23:01 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengais Rizki, becak kayuh di kampus IPB Dramaga (Arsip pribadi)

Kaum intelekual inilah yang mengusulkan bahwa teologi Islam harus dirumuskan dengan cara-cara yag mampu memberdayakan kelompok marginal dan masyarakat miskin guna memperoleh hak yang sama dalam ekonomi, pendidikan dan pelayanan publik. Namun sayangnya para pemimpin agama belakangan ini jarang menyuarakan semangat di atas. Sebaliknya, para da’i dan polititikus atas anama Islam justru, menikmati dan mendukung tren pasar karena jauh bermanfaat bagi mereka. Agama dan spiritualisme berjalan seiring dengan langkah etos kapitalisme. Hal ini terasa semakin dekat selama Ramadhan.

Ini bukan berarti pasar adalah jahat. tapi tindakan dan tren yang meninggalkan kelompok lemah dan tak terlindungi dari tekanan pasar, adalah sesuatu yang sepenuhnya kurang tepat. Pesan puasa jelas, menahan haus dan lapar, tidak berbelanja untuk kemewahan, serta tidak berlebihan. Wallahualam bisawab.

Bogor, 13 Juni 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun