Anda boleh tak setuju dengan petikkan kalimat di atas. Saya sering terkadang merasa sinis, ketika menjumpai orang yang selalu menilai ukuran kesuksesan itu dari masuk di sebuah perguruan tinggi ternama. Tidak hannya itu, ratusan mahasiswa yang saya jumpai sedang menempuh pendidikan di universitas selalu memilki angan-angan seperti kebanyakkan mahasiswa lainnya.
Mereka seringkali beranggapan, menyelesaikan kuliah dengan predikat cumlaude akan memudahkan mereka mendapatkan pekerjaan bagus dan gaji tinggi. Saya pikir tak ada yang keliru dari cara berpikir demikian, tapi hidup dan mendapatkan pekerjaan impian dengan berbekal selembar ijazah tak semudah yang kita bayangkan itu. Tak aneh, jika kita banyak menemukan para freshgraduate megalami stress, ketika selesai dari bangku kuliah.  Â
Pada akhirnya semua pada akan kembali pada indlividu sendiri. Selembar ijazah hannya sebuah tanda penghormatan pada mereka yang selama bertahun-tahun menyeburkan diri dibangku pendidikan formal. Namun pada akhirnya mereka harus menentukan kemana gerang ia berlabuh bertarung mencari pekerjaan impian. Â
Dunia takkan pernah peduli dengan capaian akademis aau nilai-nilai pada selember ijazah itu. Kehidupan akan mencatat pada mereka yang mau belajar, bekerja keras, skill, networking, dan mau berbagi menjaga serta membangun hubungan baik dengan orang. Mereka yang hannya menempatkan nasib pada selembar ijazah, dan tersohornya perguruan tinggi akan mengalami kekecewan saja.
Tak heran, jika kita menemukan jutaan para sarjana lulusan perguruan tinggi di tanah air menganggur mengharapkan pekerjaan impian dalam mengadu hidup. Peluang tidak akan datang melompong begitu saja, peluag akan datang bagi mereka yang tidak hannya mengandalkan ijazah, melainkan mereka yang memilki kreativitas dan membangun jaringan perteman di seantero ini. Mereka yang hannya mengharapkan masa depan pada selembar ijazah, adalah mereka yang terlalu sempit memandang hidup.
Menutup tulisan ini, saya kutip kata bijaksana Anies Baswedan "IPK yang tinggi akan mengantarkan pada wawancara pekerjaan, tapi skill (kepemimpinan, dan jaringan) itu yang akan mengantarkan pada masa depan,".
Terima kasih pak Tjiptadinata Efendi atas ulasannya yang sangat mencerahkan. []
Bogor, 22 Februari 2016Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H