Mohon tunggu...
Ahyarros
Ahyarros Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Indah (Gadis Cilik), Sekolah dari Hasil Jualan Kue Keliling

17 Februari 2016   04:21 Diperbarui: 17 Februari 2016   04:40 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Indah (gadis mungil) sedang berjulan di kawasan kampus IPB, Dramaga (Foto, Ahyar ros)"][/caption]

Siang itu hujan rintik gerimis di kawasan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor. Gadis kecil Indah (11) tahun bergegas merapikan kembali jualan kue-nya yang baru saja diletakkan di atas keranjang warna biru tua itu. Tangan Indah terlihat cekatan mengambil plastik untuk dijadikan penutup keranjang kecil berwarna merah itu. Agar semua jualannya tak basah terkena guyuran hujan siang itu. Dalam sekejab Indah pun berlari mencari tempat berteduh di salah satu bangunan milik kampus IPB, Dramaga.

Dari tempat yang sama, saya pun bertanya pada gadis kecil Indah. Awalnya, saya mengira gadis keci ini akan malu bercerita tentang jualan keliling yang ia geluti selama ini. Ketika saya ditanya nama, ia menanggapi dengan penuh semangat. “Tetangga di rumah biasa memanggil nama saya, Indah kak. Tapi sama ibu biasa panggil saya dengan sebutan nama Sunda yaitu, Endah. Kalau teman-teman di sekolah akrab memanggil Indah saja,”. Cerita Indah pada saya dengan wajah polos, dan berbinar-binar.    

Jika langit terlihat mendung, Indah selalu memilih salah satu bangunan yang berkarak 10 meter dari tempat ia biasa melapakkan jualannya.  “Yang begini mah sudah biasa kak. Dari rumah Balumbang Jaya sampai di sini lansung hujan pun sudah sering, terkadang belum sampai di tempat julan pun pernah, karena diguyur hujan lebat,” Kata Indah ketika, saya jumpai di kawasan kampus IPB, Dramaga, Bogor.   

Kegiatan berjualan keliling dilakukan Indah semenjak duduk dibangku kelas tiga Sekolah Dasar (SD). Ia itu berawal dari jualan kecil-kecilan di sekolah. Hingga sampai saat ini, ia masih menyempatkan diri berjualan di sela-sela padatnya jadwal masuk sekolah. Alasan indah terbilang cukup sederhana, ia ingin mandiri.

Semenjak duduk dibangku sekolah kelas 5 SD lantas tidak membuat Indah malu untuk berjualan menuju Kampus IPB lokasi di mana ia duduk berjualan. Indah masih terbilang kecil, tapi ia memiliki upaya kreatif dalam memenuhi kebutuhan kesehariannya.        

Belajar Mandiri

Kisah perjalanan Indah dan sekolahnya adalah cerita biasa. Tetapi keberanian untuk berjualan kue, dan mau menabung buat biaya sekolah sendiri menjadi meringankan ekonomi orangtua patut diacungkan jempol. Ia berani berjualan keliling, beru berumur 10 tahun dan masih duduk dibangku SD lantas tidak membuat Indah bergantung pada kedua orangtuanya. Untuk membayar sekolah Indah masih dibayarkan oleh orangtua, tapi ketika waktu membayar SPP, ia memilih membuka tabungan untuk membayar uang sekolah.  

Ketika ditanya kenapa memilih berjualan keliling, lantas dengan semangat dan wajah berbinar-binar Indah menjawab. “Saya mau mandiri, karena kata ibu mandiri itu enak. Dari hasil julan keliling ini, saya ingin tabung agar  bisa melanjutkan sekolah ke Pondok Pesantren.  Agar bisa melanjutkan sekolah ke Pondok Pesantren paling tidak, saya harus menyiapkan tabungan dari sekarang, agar nanti tidak terlalu merepotkan orangtua,” Ujar Indah sambil membaca buku mata pelajaran kesukaanya, Matematika.

Ia berjualan karena terinspirasi dari sosok seorang ibu yang tekun berusaha dengan berjual alat kebutuhan sehari-hari di rumahnya. Rumahya  berjarak 30 meter dari SD 3 Balumbang Jaya, tempat saat ini ia bersekolah. Kedua orantuanya mendidik agar ia bersama ketiga saudaranya untuk menjadi anak yang mandiri. “Sebenarnya ibu tidak pernah meminta Indah untuk berjualan kue bahkan sampai keliling seperti ini. Tapi karena Indah ingin mandiri dan memiliki tabungan, saya pun lakukan, niat dari julan kue keliling ini adalah melatih diri agar bisa mandiri sendiri,”. Tambah Indah.

[caption caption="Indah (gadis mungil) sedang berjulan di kawasan kampus IPB, Dramaga (Foto, Ahyar ros)"]

[/caption]

Jenis dagangan yang Indah bawa sebagian besar adalah kue lapis buatan ibunya. Dan sisanya terdiri dari kopi sachet ABC, Capocino, Tora Bika serta white Coffee. Dalam satu hari Indah bisa mendapatkan Rp 20.000-30.000. ia mulai berjualan selepas pulang sekolah, tapi sebelum berangkat ia melaksanakan shalat, dan makan siang terlebih dahulu.

Indah sangat terbuka ketika diajak bicara dengan siapa pun. Jika Anda sempat ke kawasan Kampus IPB, Dramaga sempatkan diri untuk membeli kue jajakkan gadis kecil (Indah). Tidak jauh dari parkiran utama IPB atau sebelah Gedung GWW, Ia biasa duduk dengan mengenakan seragam sekolah.

Bagi saya, sosok gadis mungil Indah menjadi menarik, karena dari sekolah SD, ia telah berjualan kue keliling, walau pun tak banyak untung yang bisa diraup. Namun dari sosok Indah mengajarkan pada kita untuk mau memulai dari hal paling sederhana seperti yang dilakukan Indah. Selain melanjutkan sekolah ke Pondok Pesantren. Mandiri, memiliki tabungan, dan punya usaha sendiri adalah mimipi Indah. Sukses buat gadis munggil Indah. []          

Bogor, 17 Februari 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun