Mohon tunggu...
Ahyarros
Ahyarros Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

“Gramedia Bookstore” & Perubahan yang Saya Dapatkan

31 Oktober 2015   20:14 Diperbarui: 31 Oktober 2015   21:02 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari toko buku Gramedia, Lombok, saya mendapatkan manfaat sekaligus memudahkan saya untuk lebih cepat bacaan-bacaan bergizi dan langka untuk di dibaca oleh anak-anak yang tinggal di kota kecil seperti di Lombok. Orang seringkali mengukur manfaat itu dengan materi (finance). Namun manfaat yang terbesar saya rasakan dari, buku terbitan Gramedia dan yang saya pernah beli dari ratusan koleksi, telah mengantarkan saya, seperti sekarang ini, (tak pemalu dan cara berpikir lebih terbuka).

[caption caption="Beberapa koleksi buku-buku terbitan Gramedia, foto (Ahyar ros)"]

[/caption]

Berat, rasanya untuk bisa melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, tanpa tersedianya bacaan-bacaan bergizi dan ruang-ruang diskusi. Hingga sampai, saat ini, saya banyak terbantu oleh buku-buku terbitan Gramedia. Dan manfaat yang sulit saya percaya adalah, sekolah S2 dengan beasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat. Bisa dibilang itulah nikmat yang tak henti-hentinya saya syukuri.

Gramedia membangun tradisi baru

Hadirnya Gramedia Lombok di kota kecil ini mendatangkan budaya baru bagi warga NTB, khususnya bagi para pelajar dan ribuan Pondok Ponsantren serta sekolah-sekolah di kota ini. Selain itu Gramedia telah menumbuhkan sebuah kebiasan baru yakni, tradisi-tradisi membaca di pulau Lombok. Hingga secara lansung, tradisi tesebut akan berdampak perlahan melonjak pada tingkat pengembangan Sumber Daya Manusia NTB yang beriman, Berdaya Saing dan Sejahtera (Visi Misi NTB). 

Tentunya keberadaan Gramedia Lombok, tak hannya membangun tradisi membaca untuk masyarakat NTB, namun Gramedia bisa dijadikan sebagai rumah para intelektual yang masih haus dengan berbagai refrensi khzanah keilmuan. Karena menjadi penanda perkembangnya zaman adalah tradisi membaca, bahkan tidak ada manusia modern hari ini yang bisa jauh dan besar tanpa buku. Buku seakan tak bisa dipisahkan lagi dari sebuah peradaban besar manusia. []

Bogor, 31 Oktober 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun