Mohon tunggu...
Ahmad Avin Faza
Ahmad Avin Faza Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Ahmad Avin Faza adalah seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 2015 B yang berasal dari Kabupaten Banyumas yang masuk Karesidenan Banyumas (BANJARNEGARA,PURBALINGGA,BANYUMAS,CILACAP) dimana semua kabupaten itu mempunyai bahasa kebangsaan NGAPAK, saat ini sedang belajar menjadi seorang jurnalis yang Kreatif dan Professional seperti semboyan di IKOM UIN SUKA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ini Dia Pahlawan Bertopeng Asal jogja

20 September 2015   14:16 Diperbarui: 22 September 2015   05:23 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keramaian malioboro jogjakarta di malam minggu tentu sudah biasa, jangankan malam minggu, malam – malam biasa saja banyak pengunjung baik itu sekedar jalan – jalan, refreshing, berbelanja, menikmati wisata kuliner khas jogja, ataupun hanya untuk berselfie ria dengan keluarga, kerabat, maupun pasangan. baik itu sekedar jalan – jalan, refreshing, berbelanja, melihat kesenian, menikmati wisata kuliner khas jogja, ataupun hanya untuk berselfie ria dengan keluarga, kerabat, maupun pasangan. Selain itu banyak pula tempat strategis yang dekat dengan malioboro yang bisa dikunjungi seyak lagi perti taman pintar, museum benteng vredeburg, pasar beringharjo, dan masih banyak lagi tempat yang bisa dikunjungi disekitar malioboro.

Tidak hanya destinasi yang menjadi daya tarik wisatawan, objek foto di malioboro juga menjadi daya tarik, pasalnya ada beberapa tokoh kartun, pejuang, dan manusia patung yang bisa diajak berfoto bersama, Damar misalnya, Manusia patung yang mencerminkan dirinya sebagai sniper tentara jaman dahulu yang bisa diajak berfoto bersama, dengan bayaran seikhlasnya dari pengunjung. Damar sudah menjalani profesi menjadi manusia patung sejak setahun yang lalu, dengan modal baju perang dan senapan yang dia buat sendiri, menjadi manusia patung bukanlah profesi utamanya, “ saya itu aslinya pemulung mas, Cuma nggak kelihatan aja “ katanya.

Dia menjadi manusia patung bersama kedua temanya yaitu Yudi dan saudaranya, ketika ditanya penghasilan dia hanya berkata “ saya nggak pernah narget penghasilan mas, saya itu disini ikhlas, pengin menghibur pengunjung di malioboro, kalau diajak foto dikasih uang ya alhamdulilah, kalo nggak ya ngga papa saya menerima dengan senang hati “. Kadang disini ada anak kecil lewat ya tak ajakin foto, sini dek foto bareng, abis itu anak kecilnya lari, ya nggak papa, saya seneng.

Damar memilih malioboro karena, ya, nyantai aja, katanya. Disini nyaman. Tak hanya berfoto bersama pengunjung, damar juga terkadang iseng mengganggu pengunjung yang sedang berfoto bersama keluarga, lalu tiba – tiba damar ikut berpose dibelakangnya. Pengunjung yang tak sadar damar ada dibelakangnya sering kali kaget ketika menyadari ada pejuang membawa senapan ikut berpose bersamanya, pengunjung hanya bisa tertawa melihat tingkah konyolnya itu.

Ketika ditanya mau ngga sih, mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dari pemerintah, “ ya kalau pekerjaan yang lebih layak, siapa yang nolak, ya mau mas, Cuma saya itu tidak pernah berharap apa – apa dari pemerintah, saya ikhlas berprofesi menjadi pemulung dan manusia patung, yang penting uang yang saya dapatkan halal “.

Subhanallah, mendengar cerita dan penjelasan dari mas damar sang manusia patung hati saya langsung trenyuh, dia rela menghibur orang lain dengan ikhlas, sementara dirinya masih dalam keadaan susah, kita yang seyogyanya masih diberikan kenikmatan material oleh Tuhan tidaklah patut untuk mengeluh apalagi sengaja menghambur – hamburkan harta dengan se-enaknya sendiri.

Indonesia sudah 70 tahun merdeka dari penjajahan, namun sampai saat ini masih ada sosok pejuang yang masih berjuang melawan kerasnya hidup, bahkan uang rakyat yang seharusnya dilimpahkan untuk membuka lapangan pekerjaan, di jajah oleh para koruptor, penjajah bangsa yang membuat kaum – kaum kecil semakin sengsara.

Tidak hanya damar, masih banyak jutaan orang lain di indonesia yang masih membutuhkan pekerjaan yang layak dari pemerintah, salah satu tugas pemerintah saat ini adalah membuaka lapangan pekerjaan bagi rakyat indonesia, bukanya malah justru mengimpor tenaga kerja dari luar negeri. (avz15)

Laporan : Ahmad Avin Faza

Foto       : Ahmad Avin Faza

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun