Bisa jadi Neno membayangkan keadaan dirinya dan Muslim2 di Indonesia menyerupai keadaan Muslim di Madinah. Terlebih lagi mobilnya pernah dibakar orang namun polisi tak mau mengusutnya dan membiarkan pelakunya bebas berkeliaran. Berakibat Neno merasakan ketidakadilan di negerinya.
Bukan hanya Neno yang merasakan ketidakadilan. Ulama2 dan Muslim2 lainnya juga merasakan hal serupa. Betapa ketidakadilan senantiasa diperlihatkan penguasa dari hari ke hari. Bilamana orang2 yang mengkritik pemerintah berbuat salah langsung ditangkap dan dipenjara sebaliknya bilamana orang2 yang memuji pemerintah berbuat salah dibiarkan bebas berkeliaran untuk melakukan kesalahan demi kesalahan.
Neno dan Muslim2 lainnya merasa tidak berdaya  menghadapi penguasa yang zalim itu. Mau melawan tidaklah mungkin karena melawan hanya akan membuat penguasa semakin menjadi-jadi ketidakadilannya atas nama negara. Karenanya Neno dan Muslim2 hanya bisa berdoa kepada Allah yang memiliki dan menguasai penguasa2 zalim.Â
Kiranya Allah membuka hati penguasa2 zalim untuk berubah menjadi penguasa adil. Kalaupun tidak bisa berubah kiranya Allah mendapatkan penguasa adil buat menggantikan penguasa zalim.
Meski begitu doa Neno terkesan manja. Sebab apa yang dialami Neno dan Muslim2 lainnya tidaklah sebanding dengan yang dialami Nabi dan Muslim2 terdahulu. Tapi manjanya doa Neno kepada Tuhannya sah2 saja. Yang  penting Neno dan Muslim2 telah menunjukkan dirinya selalu mencintai Tuhannya. Beribadah kepada Nya dengan ikhlas.
Jadi sepanjang Neno dan Muslim2 beribadah dengan ikhlas kepada Tuhannya niscaya doanya sampai kepada Tuhannya. Tuhan mengabulkan setiap doa yang dipanjatkan hamba2 Nya termasuk hamba2 Nya yang tidak mencintainya dan tidak beribadah kepada Nya.
Apa dan bagaimana cara Allah mengabulkan doa manja dari Neno? Hanya Allah Maha Tahu. Jadi  tetaplah bertakwa dan bertawakal kepada Allah. Allah pasti memenangkan hamba2 Nya untuk mengalahkan musuh2nya baik yang kelihatan maupun tidak kelihatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H