Bilik suara membuat manusia menjadi manusia yang sebenarnya. Punya kebebasan memilih tanpa ada sogokan dan juga ancaman. Hanya dirinya yang menentukan siapa yang dipilihnya meskipun sebelumnya bisa jadi ada janji2 manusia bilamana memilih capres tertentu dan ancaman2 sadis bilamana menolak capres tertentu tersebut.
Yakin kalau di bilik suara tidak ada siapapun melihatnya mencoblos siapa dan hanya dirinya dan Tuhannya yang tahu maka manusia menjadi manusia yang ciptaan Tuhan. Tidak bisa berbohong dan mustahil membohongi Tuhannya. Tuhan mengetahui apa yang di hati manusia dan apa yang dicoblos tangannya.
Begitu ke luar dari bilik suara manusia yang tadinya menjadi manusia sebenarnya berubah menjadi manusia2an. Bisa berkata apa yang tidak diperbuatnya. Pun berbuat apa yang tidak dikatakannya. Dia mengatakan memilih capres tertentu kepada yang memberikan janji2 manis. Dia juga mengatakan menolak memilih capres tertentu kepada yang mengancamnya. Apapun dilakukan asalkan dirinya selamat. Bagaimanapun juga pihak yang memberi janji2 manis dan pihak yang mengancam adalah manusia yang tidak tahu apa-apa tentang apa yang dilakukannya di dalam bilik suara.
Dengan adanya bilik suara yang dijaga kerahasiaannya manusia bisa membedakan antara manusia dan Tuhannya. Mana yang manusia pastilah tidak tahu apa2. Manusia tidak maha tahu. Mana yang Tuhan pastilah tahu segalanya. Tuhan Maha Tahu menjadi salah satu nama Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H