Dinamika golkar sudah begitu kentara pasca perpecahan dalam dukungan pemilihan presiden, dimana sebagian mendukung jusuf kalla yang notabene adalah kader golkar yang maju sebagai calon wakil presiden joko wi dodo dan jajaran pengurus yang mempunyai legalitas menabung gongnya untuk mendukung prabowo-hatta.
Mengikuti alur ceritanya saat ini golkar sedang dalam klimaksnya. Goncangan untuk melengsekan  ical bukan lagi kasak-kusuk tapi sudah disiarkan dan dikonsumsi public dengan asumsi bahwa ical telah membohongi dan gagal membawa golkar sebagai pemenang pemilu 2014. Adapun antiklimaknya adalah diturunkannya ical itu pun jika cuaca politiknya tidak berubah pasca putusan MK nanti
Dalam kondisi ini ada juga yang berusaha mencari celah dengan mendeklarasikan diri sebagai calon  ketua umum golkar. Beberapa nama muncul diantaranya MS Hidayat, Cicip S, Agung Laksono mereka semuanya punya pendukung dan pasti uang dan peluang. Tinggal bagaimana nanti kader golkar kesiapa melabuhkan pilihannya.
Sejauh ini sebagai penonton melihat bahwa kinerja dan rekam jejaklah yang mestinya menjadi rasionalisasi keterpilihan calon ketua umum golkar kedepan. Karena tentu golkar tidak ingin mengulang kejadian saat ini yang visi-misi ketua umumnya sukses dalam rencana. Hemat penulis jika disandarkan pada kinerja dan kontribusinya buat partai maka Agung Laksonolah yang bisa dibilang paling potensial dan sangat mumpuni tanpa mesti lagi dijelaskan mudahan-mudahan ini tidak keliru karena tentu banyak penilaian-penilaian yang berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H