Siapa si yang tidak mengetahui perempuan bercadar?. Bagaimana pandangan dalam masyarakat?
"Dari perempuan bercadar, pandangan yang dirasakan ketika adanya perempuan menggunakan sebuah cadar dianggap mereka tidak kaffah dalam beragama. Bahwasannya mereka yang mengenakan cadar hanya dianggap sebagai fashion saja, bukan semata-mata taat terhadap perintah agama."
Saat ini, jumlah wanita bercadar masih tergolong minoritas di Indonesia terutama di Serang, Prov. Banten. Masyarakat masih awam terhadap perempuan yang menggunakan pakaian tertutup atau cadar, sedangkan di masyarakat kita terutama perempuan banyaknya yang tidak menggunakan cadar.Â
Selain itu para perempuan yang mengenakan cadar selalu dapat ejekan dari beberapa masyarakat, seperti menyebut bahwasannya pakaian tersebut aneh, Ninja, berlebihan dan sebagainya.
Mereka beranggapan juga bahwa cadar merupakan budaya dari Timur Tengah. Namun mereka yang bercadar berpandangan bahwa cadar adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.Â
Pakaian cadar juga selain menjalankan perintah agama, cadar juga digunakan sebagai kebutuhan, dimana rasa kenyaman saat memakainya karena menutupi tubuh perempuan secara utuh. Selain itu, perempuan yang memakai cadar memberikan sebuah rasa nyaman dan aman dalam mengontrol diri.
Menurut Novri & Yohana, 2016 Â (dalam Sujoko & Khasan, 2019) yang menjelaskan bahwa keberadaan wanita bercadar pada umumnya mendapat reaksi yang beragam dari masyarakat yang tidak sedikit diantaranya memiliki stigma negatif. Wanita bercadar diidentifikasikan sebagai kaum minoritas karena memiliki penampilan yang berbeda dan mencolok dibandingkan dengan wanita muslim pada umumnya. Selain itu, keberadaan mereka dianggap sebagai sesuatu yang asing sehingga menghambat adanya interaksi yang lebih dekat dengan masyarakat.
Menyatakan bahwa ketertutupan komunitas bercadar dapat menghambat proses sosial. Salah satu faktor terpenting dalam membentuk persepsi interpersonal adalah ekspresi wajah. Berbagai isyarat non-verbal, termasuk ekspresi wajah, penting dalam berkomunikasi, karena dapat menunjukan suatu perasaan atau emosi dari seseorang yang terlibat dalam komunikasi yang dimana akan terjadinya sebuah fenomena diskriminasi.
Fenomena diskriminasi terhadap perempuan bercadar yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan efek dari Islamofobia, sebuah istilah kontroversial yang mengacu pada prasangka dan diskriminasi terhadap umat Islam. Islamophobia meningkat di masyarakat, terutama di dunia internasional setelah adanya kasus bom bunuh diri yang membawa tentang islam.
Berdasarkan beberapa narasumber yang saya lakukan penelitian dimana mereka menyampaikan bahwasannya selama menggunakan cadar mengalami hambatan dalam beradaptasi, dimana awalnya mereka merasa kurang nyaman akan pandangan masyarakat kepadanya, serta perkataan yang dikeluarkan masyarakat kepada dirinya, terkadang mereka merasa tidak kuat atas perlakuan negative serta diskriminatif terhadap dirinya. Akibatnya mereka berfikiran kembali untuk tetap istiqomah menggunakan cadar atau melepaskannya untuk sesaat ataupun selamanya.